Reksa dana merupakan salah satu instrumen keuangan yang paling generasi milenial gemari, lantaran harga belinya yang terjangkau dan mudah diakses dari berbagai platform investasi yang telah mendapatkan lisensi resmi dari OJK. Menurut KBBI, reksa dana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun uang dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan.
Instrumen ini berbeda dengan instrumen keuangan lainnya seperti emas, saham, equity crowdfunding, dan P2P Lending yang membutuhkan modal besar untuk memulai investasinya. Pembeliannya bisa dilakukan mulai dari Rp 100.000 bahkan beberapa produk bisa dibeli dengan harga Rp 50.000 dan Rp 10.000.
Baca Juga: 5 Tips Investasi Reksa Dana yang Terbukti Menguntungkan
Berdasarkan cara pengelolaannya, reksa dana terbagi menjadi versi syariah dan konvensional. Sebelum kita memulai investasi, kita perlu mengetahui jenis-jenisnya agar tidak salah dalam menentukan pilihan. Berikut ini adalah penjelasannya!
1. Reksa Dana Pasar Uang
RDPU adalah jensi instrumen dengan profil risiko rendah sejalan dengan imbal hasil yang akan diterima. Pergerakan harga cenderung stabil, sehingga investasi ini cocok untuk investor pemula yang ingin mendapatkan imbal hasil kurang dari 1 tahun. Pasar uang ini juga bisa menjadi alternatif sebagai dana darurat dengan catatan jika kamu sudah memiliki dana real time yang bisa kita gunakan sewaktu-waktu. Hal ini karena estimasi waktu pencairan berkisar 2-7 hari kerja. Jadi, Sobat tidak bisa menggunakannya untuk keperluan yang sangat mendesak.
Baca Juga: 5 Perbedaan Trading dan Investasi, Pemula Harus Pilih yang Mana?
2. RD Pendapatan Tetap
Reksadana jenis ini memiliki profil risiko moderat dengan potensi imbal hasil menengah. Pergerakan harga sedikit fluktuatif, reksa dana ini berada di posisi tengah, di mana risikonya lebih tinggi dari RDPU tetapi lebih rendah dari RD saham. RDPT ini cocok untuk profil investor yang mencari investasi aman dalam jangka waktu 1-3 tahun.
3. RD Campuran
Yang satu ini memiliki profil risiko dan potensi imbal hasil moderat tinggi seiring dengan pergerakan harga fluktuatif. Untuk Sobat yang sudah lama terjun berinvestasi reksa dana, instrumen tersebut bisa menjadi alternatif baru untuk meningkatkan return. Namun, yang perlu menjadi catatan adalah kamu harus menggunakan uang ‘dingin’. Artinya adalah uang yang tidak akan kita funakan dalam waktu dekat karena investasi ini cocok untuk jangka waktu menengah hingga panjang (3-5 tahun).
4. RD Saham
Yaitu reksa dana dengan risiko tinggi seiring dengan imbal hasil yang tinggi. Produk ini sejalan dengan prinsip investasi high risk, high return. Investor harus pandai dalam memprediksi peluang, karena instrumen tersebut cocok untuk jangka waktu lebih dari 5 tahun. Resa dana jenis ini berbeda dengan investasi saham di mana manajer investasi akan membantu dalam mengamati fluktuasi harga. Oleh sebab itu, investor perlu mencermati top manajer investasi pada produk ini.
5. Reksa Dana Indeks
Mengutip laman resmi OJK, RD indeks adalah reksa dana yang dikelola untuk memperoleh hasil serupa indeks yang dijadikan acuan seperti indeks obligasi dan saham. Instrumen tersebut memiliki profil risiko dan potensi imbal hasil setara pasar dengan pergerakan harga fluktuatif. RD indeks memiliki jangka waktu yang sama dengan reksa dana saham, yaitu lebih dari 5 tahun.
Baca Juga: 8 Jenis Instrumen Investasi yang Populer, Kamu Pilih Mana?
Itulah Sobat MySkill kelima jenis reksa dana yang perlu kita cermati sebelum memulai investasi. Kamu bisa memilih jenis yang sesuai dengan kebutuhan dan profil risikomu. Jadi, sudah tentukan RD mana yang lebih cocok untukmu?
Selain reksa dana, guna menunjang target finansial di masa depan, terdapat jenis investment aman lainnya, lo, Sobat. Pelajari mengenai investment lebih jauh bersama MySkill.id melalui kelas Mengenal Investasi di Startup. Tunggu apalagi, segera daftar, ya!
Penulis: Utami Nur Hidayati
Editor: Alifa Justisia