Muhamad Farel Lufiara Muhamad Farel Lufiara, 21. Penggemar pop-culture dan game. Penggiat sejarah teknologi dan politik. Hobi membaca komik dan menonton film. Saat ini aktif menulis di blog pribadi dan menjadi anggota badan legislatif kampus.

Ini Dia 5 Tahapan Pengembangan Produk Baru! Sudah Tahu?

1 min read

Saat ini start-up berkembang semakin pesat dan persaingannya juga semakin ketat. Dengan demikian, perusahaan tentunya memerlukan pelayanan atau produk baru agar tetap mampu bersaing dan menjadi pilihan utama bagi penggunanya. Pengembangan produk baru merupakan hal yang krusial apabila sebuah perusahaan ingin bertahan dalam dunia start-up.

Oleh karena itu, agar start-up dapat bertahan dalam kompetisi multinasional, perusahaan harus dapat meningkatkan produk atau layanan jasanya dan menyesuaikannya dengan tren. Kemudian, kira-kira bagaimana sih, tahapan pengembangan produk baru itu?

Kalau penasaran, mari simak bersama-sama prosesnya berikut ini!

1. Pencarian Ide

Mencari ide adalah tahapan awal dalam membuat produk baru.
https://www.pexels.com/photo/clear-light-bulb-355948/
Mencari ide adalah tahapan awal dalam membuat produk baru.

Tahapan pertama dari pengembangan produk adalah pencarian ide. Perusahaan dapat mencari ide produk baru dari pelanggan, kompetitor, berita, tren, internet, dan lain-lain.

Perusahaan dapat melakukan riset dengan memanfaatkan beberapa media. Proses pencarian ide merupakan tahap yang sangat penting. Karena tahap ini merupakan fondasi dari tahapan-tahapan selanjutnya. Tanpa ada ide substansial, pengembangan produk akan terhalang banyak hal.

2. Seleksi Ide

Seleksi ide diperlukan untuk mendapatkan ide yang terbaik.
https://www.pexels.com/photo/art-books-crescent-design-207607/
Seleksi ide untuk mendapatkan ide yang terbaik.

Selanjutnya, developer akan melakukan seleksi ide untuk menentukan ide mana yang paling baik dan relevan dengan kebutuhan pelanggan. Developer dapat meminta pendapat dari para karyawan, pelanggan, hingga bisnis-bisnis lain untuk menentukan ide terbaik.

Selain itu, faktor-faktor eksternal juga dapat menjadi pertimbangan. Misalnya, seperti kompetisi, peraturan, dan juga dinamika perkembangan teknologi.

Baca juga: Metode Scrum Untuk Pengembangan Produk, Apa Saja?

3. Pengembangan Konsep

Setelah berhasil menentukan ide, ide itu harus dipertahankan.
https://www.pexels.com/photo/man-wearing-black-and-white-stripe-shirt-looking-at-white-printer-papers-on-the-wall-212286/
Setelah berhasil menentukan ide, ide itu harus dipertahankan.

Sebuah start-up harus mengetahui potensi pengeluaran, penghasilan, dan keuntungan dari sebuah produk. Dalam tahapan ini, developer perlu menganalisis ide-ide final dengan analisis SWOT untuk mencari kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman.

Dengan ini, perusahaan akan terbantu menentukan target yang tepat untuk produk yang akan dipasarkan. Lebih lagi, hal ini akan membantu perusahaan mengetahui langkah selanjutnya dalam merealisasikan produk dan meningkatkan brand.

4. Pengembangan Produk

Developer dapat menguji performa produk di pasaran dalam tahap ini.
https://www.pexels.com/photo/assorted-cosmetic-lot-2536965/
Developer dapat menguji performa produk dalam tahap ini.

Setelah menganalisis segala keuntungan dan kerugian dari produk, selanjutnya developer akan masuk ke tahap pengembangan produk. Dalam tahapan ini, developer mulai membuat desain dan produk final.

Dalam tahap ini developer juga mulai melakukan uji coba produk untuk melihat reaksi awal konsumen. Input dari konsumen akan menjadi bahan pertimbangan revisi produk.

Baca juga: Ketahui Siklus Hidup Produk dan Contohnya! Mengapa Penting Untuk Bisnismu?

5. Komersialisasi

Tahap akhir, saatnya memperluas pasaran produk. 
https://www.pexels.com/photo/business-charts-commerce-computer-265087/
Tahap akhir, saatnya memperluas pasaran produk.

Setelah pengembangan selesai, produksi skala besar dan pemasaran memulai perannya. Perusahaan akan melakukan kampanye produk baru dan mulai menjualnya dengan skala luas.

Riset-riset yang sebelumnya developer lakukan saat tahap pengonsepan memengaruhi penempatan dan waktu peluncuran produk secara signifikan.

Demikian itu tadi cara pengembangan produk baru untuk start-up. Selanjutnya, apakah kamu berniat untuk membangun sebuah bisnis juga?

Melalui MySkill, kamu dapat belajar lebih banyak dalam mengenali start-up! Misalnya, kamu dapat belajar bagaimana berinvestasi dalam start-up dan mempertahankannya! Dengan begitu, kamu pun akan semakin matang mempersiapkan modal untuk membangun dan/atau berinvestasi dalam start-up bersama MySkill!

Baca juga: Mengenal Kampanye Media, Ketahui 6 Strategi Komunikasi dalam Berkampanye!

Editor: Resti Hanafiani

Muhamad Farel Lufiara Muhamad Farel Lufiara, 21. Penggemar pop-culture dan game. Penggiat sejarah teknologi dan politik. Hobi membaca komik dan menonton film. Saat ini aktif menulis di blog pribadi dan menjadi anggota badan legislatif kampus.