Social media influencer merupakan jenis pekerjaan yang kian meroket dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan meningkatnya pengguna media sosial yang tidak memandang kelompok umur. Mau dewasa, remaja, bahkan anak sekolah dasar juga sudah bisa punya akun Instagram. Iya nggak?
Semua orang bisa menjadi seorang influencer, entah itu publik figur, atlet, bahkan mahasiswa atau anak sekolah. Apa mereka semua sama saja? Jawabannya adalah sama, namun pembedanya adalah tingkatan yang dilihat dari jumlah followers. Kalian pasti tahu ada yang jumlahnya jutaan, ratusan, atau puluhan ribu kan.
Nah, untuk memahami tingkatan tersebut dan apa yang dapat kamu pertimbangkan sebelum menentukan social media influencer mana yang tepat dalam melakukan promosi brand kamu, berikut MySkill.id berikan penjelasannya ya. Mari kita masuk ke sesi bahas-membahas!
1. Mega-Influencer, Jumlah Pengikut Tertinggi pada Social Media
Ini merupakan tingkatan tertinggi kategori social media influencer karena memiliki pengikut lebih dari satu juta. Umumnya adalah seorang aktor, selebritis, atau penyanyi. Mereka adalah orang-orang yang tepat jika tujuanmu adalah untuk memperkenalkan brand (brand awareness) kepada jangkauan masyarakat yang luas dan pastinya mereka adalah profesional. Wah oke banget ya berarti? Eits nggak gitu juga.
Meskipun followers-nya banyak, mega-influencer dinilai memiliki keterikatan yang rendah dengan pengikutnya karena mereka “terkenal” bukan karena memberi influence namun disebabkan oleh apa yang mereka kerjakan. Hal yang perlu kamu pertimbangkan adalah bayaran mereka tidaklah murah, sangat memperhatikan reputasi, dan kesibukan yang tinggi.
2. Macro-Influencer
Tingkatan kedua dengan jumlah pengikut 100 ribu hingga 1 juta. Memiliki banyak audiens dan cukup efektif melakukan kolaborasi untuk suatu brand. Berbeda dari mega-influencer, kategori macro-influencer memiliki keterikatan yang kuat dengan pengikut karena ini merupakan hubungan yang telah terjalin selama bertahun-tahun. Ringkasnya, tujuan mereka sejak awal adalah untuk memberikan influence.
Mereka lebih berdedikasi sesuai dengan keinginan sponsor karena tahu seluk-beluk pengikutnya dan sudah terjamin relevansinya dengan produk kamu. Karena social media merupakan tempat mereka bekerja, maka profesionalitasnya sudah tidak diragukan lagi. Mereka akan mempublikasikan konten yang berkualitas tinggi dan mempermudah kolaborasi dengan brand.
Tetap perhatikan kredibilitas, karena bisa saja meskipun banyak pengikut, keterikatannya dengan followers tergolong rendah. Perhatikan seberapa mengerti mereka, contohnya seorang influencer hijab yang memang paham betul per-hijab-an duniawi. Meskipun tidak semahal mega-influencer, bayaran mereka juga tidak sedikit, terlebih ketika mereka berada di bawah tanggung jawab sebuah agensi.
3. Micro-Influencer
Jumlahnya terbilang lebih banyak dari kategori lainnya, mereka memiliki pengikut antara 10 ribu hingga 100 ribu. Meskipun jangkauan mereka tidak sebanyak 2 kakak tingkatnya itu, tapi micro-influencer lebih spesialis, sehingga memiliki hubungan yang erat dengan followers-nya.
Audiens yang spesifik menyebabkan kolaborasi yang terjalin memiliki prospek yang bagus dan meningkatkan konversi. Lalu, karena bayaran yang lebih rendah menyebabkan suatu brand dapat bekerja sama dengan banyak micro-influencer, apalagi kalau kamu baru saja membangun sebuah bisnis ya.
Perhatikan waktu yang harus kamu habiskan ketika menggaet lebih dari satu influencer, karena mereka memiliki timeline kerja yang berbeda. Mungkin saja influencer bukan pekerjaan utama mereka, sehingga perlu kamu pastikan bahwa mereka dapat memenuhi kontrak kerja. Memilih micro-influencer kurang cocok jika tujuan kamu adalah meningkatkan brand awareness.
4. Nano-Influencer, Jumlah Pengikut Social Media Lebih Sedikit
Anak bontot dari segala influencer nih, pengikutnya berjumlah kurang dari 10 ribu. Biasanya mereka adalah seseorang yang memberikan pengaruh dalam skala komunitas lokal. Ajaibnya, meskipun jangkauan seorang nano-influencer lebih rendah, mereka memiliki hubungan erat dengan pengikut karena mayoritas mengenali followers-nya dan interaksi mereka lebih tinggi.
Karena pengikutnya adalah orang-orang yang mereka kenali, maka jaminan suatu produk untuk diterima lebih tinggi. Biaya yang kamu keluarkan akan lebih rendah ketimbang memilih 3 kategori influencer lainnya. Meskipun begitu, pengalaman nano-influencer belum sebanyak kakak-kakaknya dan konten yang mereka hasilkan masih harus ditingkatkan kualitasnya.
Itulah 4 tingkatan social media influencer yang perlu kamu kenali. Masing-masing dari jenis pemengaruh ini pasti memiliki keunggulan dan kelemahannya. Maka dari itu, berdasarkan penjelasan yang MySkill.id berikan, semoga kamu jadi nggak bingung lagi ya mau memilih influencer mana yang ingin diajak bekerja sama. Begitu deh, apakah jelas? Semoga kamu paham ya!
Mau mengingatkan lagi, MySkill.id punya kelas menarik seputar per-influencer-an ini nih! Kelasnya yaitu Merancang Strategi Pemasaran Komunitas. Kita akan belajar secara mendalam mengenai strategi community marketing. Buat kamu yang knowledge thirsty, yuk gabung! Hitung-hitung meningkatkan produktivitas, lho.
Editor: Valentina Yasyfa