Perencanaan bisnis penting kamu lakukan saat ingin memulai sebuah bisnis. Kamu perlu memperhitungkan barang apa yang ingin dijual dan bagaimana cara menjualnya. Salah satu caranya dengan menerapkan business model. Tahukah kamu, model bisnis apa saja yang dapat kamu gunakan dalam bisnis? Mari simak berikut ini!
1. Model Bundling
Seperti namanya, model bisnis ini menjual dua produk atau lebih dalam satu paket. Dengan cara ini biasanya harga barang akan lebih murah daripada ketika membeli dengan harga satuan. Selain itu, volume penjualan pun akan lebih besar. Produk yang sulit terjual akan menjadi lebih mudah terbeli.
Akan tetapi, sayangnya margin keuntungan juga akan menipis karena perusahaan akan menjual dengan harga yang lebih rendah. Contoh perusahaan yang berjualan menggunakan model bisnis ini adalah Adobe.
2. Model Subscription

Istilah subscription mungkin sudah tidak asing lagi dalam dunia serba internet ini. Dalam dunia bisnis ada juga istilah model subscription. Model bisnis ini dapat kamu implementasikan untuk bisnis konvensional. Namun, dengan model bisnis ini kamu akan membayar tagihan secara bulanan atau tahunan untuk mendapatkan akses ke suatu jasa atau produk. Contoh perusahaan yang menggunakan bisnis model ini adalah Netflix, HBO Go, dan Disney+.
3. Model Freemium
Selanjutnya, jenis yang ketiga ini biasanya ada dalam produk berbentuk aplikasi. Perusahaan akan menyediakan layanan jasa atau produknya secara gratis, tetapi juga membatasi beberapa fitur dengan syarat pengguna harus melakukan pembayaran untuk bisa mengaksesnya. Besar kemungkinan pengguna akan melakukan pembayaran terlebih ketika fitur yang terkunci adalah fitur penting.
Selain itu, jenis bisnis model ini terkadang juga memberikan akses penuh untuk penggunanya, tetapi menaruh beberapa iklan. Pengguna biasanya akan diarahkan untuk membayar agar dapat menghilangkan iklan. Contoh perusahaan yang menggunakan model bisnis freemium adalah Spotify, Canva, LinkedIn, dan Skype.
4. Model Franchise
Model francise merupakan model yang paling terkenal. Tanpa kamu sadari, model ini paling banyak perusahaan gunakan dan sering kamu jumpai dalam keseharian. Singkatnya, model ini membangun kerja sama antara pemilik utama dengan pemilik cabang dalam hal keuangan, pemasaran, dan operasi bisnis.
Timbal baliknya pemilik cabang akan membayar pemilik utama dengan keuntungannya. Contoh perusahaan yang menggunakan model bisnis ini adalah McDonald’s, KFC, Pizza Hut, dan Starbucks.
Baca juga: Kenali 9 Poin Business Model Canvas Sebelum Membangun Startup
5. Model Distribusi
Model bisnis yang terakhir bertanggung jawab menyebarkan barang-barang untuk dijual kembali. Misalnya, kamu memiliki produk untuk jual, lalu dengan batuan distributor produkmu didistribusikan ke toko-toko. Untuk mendapatkan keuntungan, biasanya para distributor membeli dalam jumlah besar dan menjualnya ke toko-toko dengan harga yang lebih mahal.
Setelah mengetahui jenis-jenis business model tadi, apakah kamu sudah menentukan ingin menggunakan model yang mana? Selain mendapatkan informasi tentang jenis-jenis business model, kamu juga dapat belajar lebih banyak tentang bisnis bersama MySkill. Misalnya, belajar tentang bagaimana membangun bisnis dari awal dan mempertahankannya. Yuk, mulai bangun bisnismu bersama MySkill!
Baca juga: Mengapa Business Intelligence Itu Penting? Simak Alasannya Berikut Ini!
Editor: Resti Hanafiani