Untuk sebagian orang mungkin ada yang sudah mengenal atau bahkan belum mengenal sama sekali tentang scrum framework. Scrum framework sendiri merupakan suatu susunan kerangka kerja yang paling banyak diminati oleh para pebisnis untuk pengembangan produk mereka yang terbilang kompleks. Dapat dikatakan pula sebagai deadline mini untuk bekerja. Hal yang membedakan scrum dengan yang lain adalah ia berfokus kepada pengembangan iterasi, adaptasi, dan pemberian kemudahan secara berkelanjutan.
Jika melihat kembali pengertian tersebut maka kita dapat menyimpulkan bahwa scrum framework ini memiliki banyak kelebihan apabila memakainya. Scrum framework sendiri telah digunakan oleh berbagai macam pebisnis di seluruh dunia termasuk Indonesia. Berbagai perusahaan banyak yang menggunakan scrum ini, baik perusahaan startup, dalam negeri, maupun luar negeri.
Nah, tetapi kamu harus tahu bahwa dalam menggunakan scrum framework juga harus selalu hati-hati. Terlebih kamu yang baru mengenal dan ingin mencoba, karena seringkali kita menemukan berbagai kesalahan akibat dari tidak mengenal lebih dalam mengenai scrum framework. Jadi, melalui artikel ini MySkill.id kami akan mengajak kamu untuk mengenal 4 kesalahan yang seringkali terjadi dalam mengaplikasikan scrum framework. Yuk kita simak bersama!
1. Tidak Diadakannya Pembimbingan Scrum Framework
Kesalahan pertama yang seringkali kita jumpai adalah tidak adanya pembimbingan terhadap karyawan maupun staf dalam penggunaan scrum framework. terlihat sederhana bukan berarti dapat kita sepelekan. Pasalnya, banyak perusahaan yang sudah menggunakan scrum framework tersebut tetapi akhirnya gagal di tengah jalan. Hal ini ditandai dengan banyaknya karyawan yang tidak paham dalam menjalankannya.
Padahal penggunaan scrum ini bertujuan untuk menciptakan kemudahan yang lebih baik dari cara sebelumnya. Apabila pengaplikasian ini gagal, maka tentunya tujuan itu gagal tercipta kan? Nah makanya alangkah lebih baik sebelum menggunakan scrum framework adakan terlebih dahulu bimbingan mengenai pengaplikasian ini agar nantinya team tersebut dapat menjadi lebih berkembang dan maju ke depan.
2. Manajemen Tidak Memberi Dukungan Scrum Framework
Kesalahan kedua adalah saat tim sudah ingin menjalankan scrum, ternyata manajemen tidak mendukung. Apabila tim tidak mendapatkan dukungan tersebut maka sering kita dengar dengan nama stealth mode dan biasanya tidak akan bertahan lama. Terlebih lagi dengan Indonesia yang masih menganut sistem kepemimpinan yang kaku sehingga membuat pengaplikasian scrum tidak berjalan.
Baca juga : Ikut Komunitas Marketing Yuk! Komunitas Wajib Bagi Marketer!
3. Scrum Fokus Pada Mekanik
Kesalahan ketiga adalah scrum hanya terfokus kepada mekanik pengerjaan. Padahal inti pengajaran penggunaan scrum adalah kita mampu mengembangkan fokus, komitmen, kepedulian, dan pekerja dalam suatu pekerjaan, tidak terfokus kepada mekanik saja.
Adanya kesalahpahaman fokus dalam pengaplikasian scrum hanya akan membuat perusahaan mendapatkan manfaat yang begitu sedikit. Padahal apabila perusahaan mampu mengaplikasikannya dengan benar akan ada banyak keuntungan dan manfaat yang dapat mempengaruhi perusahaan tersebut.
4. Masternya Tidak Memiliki Skills
Kesalahan keempat adalah scrum master nya sendiri yang tidak memiliki skills scrum memadai. Padahal peran master sangat penting loh! Ia tidak hanya berperan untuk mengajarkan tetapi juga mengomunikasikan dan pengawasan dalam scrum ini. Jadi apabila masternya sendiri tidak memiliki skill yang memadai, bagaimana scrum dapat berjalan dengan baik. Nah, jadi pastikan master scrum memiliki skill yang berkualitas ya!
Itulah beberapa perkenalan kesalahan yang seringkali terjadi dalam pengaplikasian scrum framework. Dengan adanya pengenalan tersebut kamu jadi lebih paham bukan? Kamu jadi tidak perlu lagi untuk ragu dalam menggunakan scrum dalam perusahaan. Ini merupakan suatu awal baru untuk menjemput kesuksesan kamu. Tetap semangat para sobat MySkill.id!
Buat kamu yang ingin meningkatkan kualitas skill untuk menunjang karir, yuk join MySkill.id! Di sini, kami menyediakan berbagai pelatihan upskilling via e-learning dan bootcamp yang bisa kamu ikuti dengan berbagai praktisi dan cara yang menyenangkan.
Editor : Apreliani Dwiastuti
Baca juga : Yuk Kenali 4 Perbedaan Artikel SEO Dengan Artikel Biasa!