Mengenal Perfeksionis dan Cara Mengatasinya, Cek di Sini!

Adakah di antara kamu yang memiliki kenalan seseorang dengan sifat perfeksionis, kan? Atau malah kamu sendiri, nih? Perfeksionis sendiri adalah kepribadian seseorang yang selalu berusaha untuk mengejar kesempurnaan dan memiliki standar sangat tinggi yang ia tujukan pada diri sendiri . 

“ Lo bukannya bagus, ya? Kan kualitas kerjaannya jadi bagus banget dan teliti! ”

Eh, tapi ternyata perfeksionis yang tidak terkendalikan alias berlebihan, juga bisa menciptakan prokrastinasi, keragu-raguan, dan penyakit mental serius. Sebut saja seperti anoreksia, depresi, hingga gangguan kepribadian! Maka dari itu, mari kita mengenal lebih dalam, apa sih, perfeksionis itu dan bagaimana cara mengatasinya? Check this out!

Ciri-Ciri Orang Perfeksionis

Orang perfeksionis cenderung mudah merasa kesepian karena ketakutannya
Orang perfeksionis cenderung mudah merasa kesepian karena ketakutannya

1. Memiliki mindset “All or Nothing” 

Dalam mengenal orang perfeksionis, kamu harus tahu bahwa mereka memiliki tujuan dan standar tinggi. Pemikiran tersebut menyebabkan orang-orang ini memandang sesuatu yang tidak masuk dalam parameternya adalah sebuah kegagalan. Mereka hanya memandang dua kemungkinan, yaitu kesuksesan atau kegagalan. Hal itu menyebabkan pemilik sifat ini cenderung susah memandang solusi alternatif lain.

2. Mengkritik diri sendiri dan orang lain secara berlebihan

Terlalu berlebihan dalam mengkritik diri sendiri merupakan ciri lain dari si perfeksionis. Mereka gampang menyalahkan diri, tapi juga orang lain ketika terjadi sesuatu yang mereka anggap gagal. Menghakimi orang lain pun sering ia lakukan. 

3. Memandang rasa takut sebagai motivasi

Motivasi orang perfeksionis kebanyakan datangnya dari rasa takut tidak mencapai tujuan. Sehingga, mereka meyakini sesuatu yang bahkan ‘hampir berhasil’ sebagai kegagalan yang tidak bisa ia terima.

4. Tidak mempunyai standar realistis

Rupanya, standar realistis merupakan hal yang tidak dimiliki pemilik sifat tersebut. Lagi-lagi, hal ini tidak hanya mereka terapkan pada diri sendiri, tetapi juga pada lingkungannya. Oleh sebab itu, terkadang mereka lebih memilih mengerjakan semuanya sendiri daripada mempercayakan pekerjaan kepada orang lain. Apakah Sobat juga demikian?

5. Memiliki hubungan sosial buruk

Orang pendamba kesempurnaan ini takut orang lain menemukan kelemahannya. Dampaknya tentu saja terjadi pada buruknya hubungan sosial yang mereka miliki. Menjaga jarak pun bisa menjadi pilihan terbaik daripada harus berbicara tentang rasa frustasinya. 

Mau jadi Digital Marketer? Baca panduan lengkap Digital Marketing berikut.

Kenapa Perfeksionis Itu Buruk?

Penyakit mental bisa timbul akibat sifat perfeksionis
Penyakit mental bisa timbul akibat sifat perfeksionis

Terlepas dari sifat perfeksionis yang bisa memotivasi, terdapat juga konsekuensi yang harus diterima oleh orang dengan sifat ini, yakni:

  • Penurunan produktivitas;
  • Meningkatkan kerentanan;
  • Anxiety dan depresi;
  • Kesehatan fisik terganggu;
  • Buruknya hubungan dengan keluarga dan teman;
  • Terlalu berorientasi pada masa depan.

Tertarik jadi Data Analyst? Baca panduan lengkap Data Analysis ini.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Proses lebih penting daripada tujuan yang diperoleh
Proses lebih penting daripada tujuan yang diperoleh

Perfeksionis merupakan sifat yang sulit untuk kita atasi, tetapi bukan berarti tidak bisa sembuh. Terdapat dua cara untuk mengalahkan ego tersebut, yaitu melalui terapi dan nonterapi:

Terapi

Sebelum terapi, mental health professional akan mencari tahu penyebab yang membuat kamu menjadi perfeksionis. Jenis-jenisnya meliputi:

  • Cognitive-behavioral therapy

Pengobatan tersebut akan memperlihatkan kepada kamu bahwa kesempurnaan tidak perlu dilakukan dalam setiap aspek. Sobat akan diajarkan menerima kegagalan dan hal itu tidak akan menghentikan apa yang kamu inginkan.

  • Hypnotherapy

Kali ini, terapi lebih menekankan cara menyembuhkan mentalitas “All or nothing” yang Sobat punya.

  • Family systems therapy

Jenis terapi ini akan menjelaskan perkembangan sifat perfeksionis yang tumbuh dalam keluarga dan bagaimana hal itu bisa memengaruhi individu dalam keluarga tersebut.

Mau jago Microsoft Excel? Simak panduan lengkap Excel di sini.

Nonterapi

Selain itu, Sobat bisa mencoba mengatasi sifat perfeksionis ini tanpa terapi juga. Hal-hal yang bisa kamu lakukan dalam mengelolanya adalah:

  1. Tulis kelebihan dan kelemahan menjadi seorang perfeksionis. Ketika kamu merasa sisi tersebut ini muncul, cobalah baca kelemahan yang sudah ditulis tadi sebagai pengingat.
  2. Menetapkan tujuan yang realistis. Dengan melakukan hal itu, Sobat bisa mencegah mengejarkan tujuan yang tidak realistis dan melakukan alternatif lain dengan hal yang sudah Sobat miliki sekarang.
  3. Menciptakan batas waktu yang realistis. Tidak hanya tujuan, rupanya menentukan batas waktu dalam menyelesaikan sesuatu juga harus realistis. Pastikan kamu mengikutinya.
  4. Mencegah sifat proskrastinasi akibat sisi perfeksionis bisa dilakukan dengan cara fokus pada proses, alih-alih memusatkan konsentrasi pada hasil akhir yang kita dapat. Bahkan progress yang kecil pun masihlah sebuah pencapaian.
  5. Ingatlah kegagalan bukan kelemahan. Kesalahan bukanlah sesuatu yang buruk. 
  6. Lakukan hal yang membuat kamu bahagia. Contohnya, bisa ikutan program pengembangan keahlian yang berguna untuk masa depan seperti di MySkill.

Mau jadi UI-UX Designer? Cek panduan lengkap UI-UX Design berikut.

Nah, itu dia tadi penjelasan tentang mengenal perfeksionis dan cara mengatasinya. Semoga sobat MySkill bisa menerapkannya, ya! Ohiya, jangan lupa juga untuk mampir untuk membaca berbagai informasi menarik seputar pekerjaan di blog ini dan check-check berbagai digital bootcamp MySkill yang lagi buka, nih! Kamu bisa daftar langsung di sini!

Mari terus belajar dan kembangkan skill di MySkill

Penulis: Erdina Lulu Atika Rampun

Editor: Alifa Justisia

Tinggalkan Balasan