Jika kamu ingin membangun start-up, pastikan kamu memiliki strategi dan rencana yang matang. Kematangan perencanaan dalam membangun start-up akan mengantarkan start-up menuju kesuksesan. Bukan hanya itu, perusahaanmu juga akan terhindar dari berbagai penyebab kegagalan start-up.
Perusahaan start-up adalah perusahaan baru dan berusia di bawah 5 tahun. Oleh sebab itu, start-up adalah perusahaan berjenis ‘rintisan’.
Namun, seiring berjalannya waktu dan perkembangan tren, definisi berdasarkan usia di bawah 5 tahun tidak lagi relevan. Sudah banyak perusahaan start-up di Indonesia yang beroperasi lebih dari 5 tahun, tapi masih tergolong ke dalam start-up.
Berikut ini 5 penyebab dari kegagalan sebuah start-up!
1. Kurangnya Semangat dari Founders maupun Tim
Ketika situasi work-life balance tidak tercapai, maka risiko burnout semakin tinggi. Burnout menjadi salah satu alasan kegagalan dari seorang pemimpin.
Kemampuan untuk tetap konsisten, istirahat yang cukup, dan memiliki tim yang solid dapat menjadi beberapa alasan untuk menghindari burnout tersebut.
Namun, padatnya jadwal dan beban kerja yang tinggi tak jarang membuat para founder dan tim pekerja harus menghadapi burnout yang berujung pada kegagalan sebuah start-up.
2. Pivot yang Tidak Tepat Sasaran

Pada dasarnya, dalam start-up, pivoting atau pivot adalah perubahan strategi untuk mengarahkan bisnis ke situasi yang lebih menguntungkan.
Saat perusahaan merasa tidak memiliki tujuan dan hasil yang memuaskan, melakukan pivot adalah hal yang tepat. Namun, tidak semua perusahaan menggunakan rencana atau teknik pivoting dengan benar.
Hal ini mengakibatkan pivoting dalam perusahaan menjadi tidak tepat sasaran dan start-up pun gagal.
3. Kehabisan Dana
Alasan start-up gagal karena kurangnya dana pendukung sering kali terjadi. Ini dapat terjadi akibat tata kelola uang yang buruk maupun strategi bakar uang yang membahayakan perusahaan.
Pastikan dana maupun dana investasi yang ada memiliki penyaluran alokasi yang baik. Hal ini penting mengingat manajemen keuangan juga akan menentukan keberhasilan start-up. Dengan ini, dana yang keluar dapat lebih menguntungkan dan tidak menghasilkan kerugian.
Baca juga: 5 Langkah Mudah Membangun Start-up, Kamu Perlu Banget Tahu!
4. Tidak Ada Kebutuhan Pasar
Saat berniat membuka bisnis produk maupun layanan, pastikan bisnis tersebut mampu menemui kebutuhan target pasar. Dengan ini, kebutuhan target pasar akan mendukung keberlangsungan bisnis secara jangka panjang.
Meskipun start-up memiliki reputasi yang baik, konsumen loyal, dan tim pekerja yang mumpuni, bisnis belum tentu dapat memenuhi masalah pasar.
Oleh karena itu, hal paling penting untuk mempertahankan bisnis start-up adalah membuat produk ataupun layanan yang tepat dan memenuhi kebutuhan pasar.
5. Sulit Berkompetisi
Produk atau layanan dari bisnis tidak hanya ada pada inovasi dan kreativitas untuk konsumen, tetapi juga penting untuk menghadapi bisnis kompetitor yang ada di pasaran.
Kesuksesan start-up juga bergantung pada bagaimana tim mampu menganalisis kompetitor lainnya. Tim start-up harus mampu menganalisis keadaan kompetitor dan pasar agar tidak kalah saing dengan perusahaan lain.
Saat kamu akan membangun atau sedang mengelola start-up, pastikan dengan benar bahwa strategi perencanaanmu sudah baik, ya! Kamu tidak ingin perusahaanmu mengalami kegagalan, bukan?
Bagi kamu yang ingin mengenal lebih lanjut mengenai start-up, kamu bisa cek kelas persiapan dari MySkill.id! Di dalam kelas persiapan start-up ini, kamu akan mendapatkan pengetahuan sekaligus pelatihan tentang start-up, loh! Yuk, segera cek!
Editor: Putrika Annaya Salsabila
Baca juga: 5 Solusi Mempertahankan Start-up Saat Pandemi, Sudah Tahu?