Memahami Burndown Chart: Definisi, Tujuan, Contoh dan Cara Membuatnya

Burndown chart adalah alat yang berguna dalam pengelolaan proyek, terutama proyek pengembangan perangkat lunak, yang membantu tim untuk melacak kemajuan dan mengidentifikasi potensi masalah dalam pemenuhan target waktu. Artikel ini akan menjelaskan apa itu burndown chart, tujuannya, memberikan contoh penggunaan dalam pengelolaan proyek, dan panduan langkah demi langkah untuk membuat burndown chart yang efektif.

Apa itu Burndown Chart?

Burndown chart adalah grafik yang digunakan untuk memvisualisasikan dan melacak kemajuan suatu proyek dalam periode waktu tertentu. Biasanya, itu digunakan dalam metodologi pengembangan perangkat lunak yang menggunakan kerangka kerja Agile, seperti Scrum. Grafik ini membantu tim proyek untuk memantau berapa banyak pekerjaan yang sudah selesai, berapa banyak yang masih harus dilakukan, dan apakah proyek bergerak sesuai rencana.

Mau jadi Sales atau Business Development? Baca panduan lengkap Sales & Business Development berikut

Tujuan Burndown Chart

Tujuan utama dari burndown chart adalah:

  1. Melacak Kemajuan: Memberikan visibilitas tentang sejauh mana proyek telah berjalan dalam periode waktu tertentu.
  2. Mengidentifikasi Masalah: Memungkinkan tim untuk mengidentifikasi masalah atau hambatan yang mungkin muncul dalam pemenuhan target waktu.
  3. Perencanaan Lanjutan: Memberikan panduan bagi tim untuk mengambil tindakan perbaikan atau menyesuaikan rencana proyek jika diperlukan.
  4. Motivasi Tim: Memotivasi tim dengan memberikan penghargaan saat mereka melihat grafik mendekati target pemenuhan.

Mau jadi Digital Marketer? Baca panduan lengkap Digital Marketing berikut.

Contoh Penggunaan Burndown Chart

Misalnya, dalam pengembangan perangkat lunak, tim dapat menggunakan burndown chart selama iterasi sprint. Dalam satu sprint dua minggu, tim memiliki tugas sebanyak 40 poin. Setiap hari, tim memperbarui grafik dengan menandai sejauh mana tugas telah diselesaikan. Jika setelah seminggu hanya 20 poin yang selesai, grafik akan menunjukkan kurva yang menurun dan tim dapat merencanakan tindakan perbaikan untuk mengejar target.

Tertarik jadi Data Analyst? Baca panduan lengkap Data Analysis ini.

Bagaimana cara membuat Burndown Chart?

Berikut adalah panduan langkah demi langkah untuk membuat burndown chart:

  1. Tentukan Tujuan: Tentukan apa yang akan dicapai dalam periode waktu tertentu, misalnya satu sprint.
  2. Identifikasi Poin Kerja: Tetapkan poin kerja untuk setiap tugas atau pekerjaan yang harus diselesaikan. Poin kerja dapat berupa angka, yang mencerminkan kompleksitas atau usaha yang diperlukan.
  3. Mulai Grafik: Buat grafik dengan sumbu horizontal yang mewakili waktu (hari, minggu) dan sumbu vertikal yang mewakili jumlah poin kerja.
  4. Tandai Progres: Setiap hari atau pada interval yang dipilih, tandai progres pekerjaan yang selesai pada grafik. Ini dapat berupa garis atau titik.
  5. Perbarui Grafik: Perbarui grafik setiap hari atau sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
  6. Evaluasi Kemajuan: Selama pengembangan proyek, evaluasi kemajuan dengan membandingkan grafik dengan target yang telah ditetapkan.

Mau jadi UI-UX Designer? Cek panduan lengkap UI-UX Design berikut.

Penutup

Burndown chart adalah alat yang sangat efektif dalam pengelolaan proyek, terutama dalam pengembangan perangkat lunak dan metodologi Agile. Dengan mengikuti panduan di atas, tim dapat menggunakan burndown chart untuk memantau kemajuan, mengidentifikasi masalah, dan memastikan proyek berjalan sesuai rencana. Ini adalah salah satu alat yang penting dalam menjaga proyek tetap berada pada jalurnya.

Mari terus belajar dan kembangkan skill di MySkill