Cara Menghitung Break Even Point (BEP), Simak Penjelasan Lengkapnya!

1. Pengertian Break Even Point (BEP)

Break Even Point (BEP), atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan titik impas, adalah titik di mana pendapatan total dari penjualan suatu produk atau layanan sama dengan biaya total yang dikeluarkan untuk memproduksi atau menyediakan produk atau layanan tersebut. Dalam kata lain, di titik ini, sebuah usaha tidak menghasilkan keuntungan maupun mengalami kerugian. Konsep BEP sangat penting dalam analisis keuangan dan perencanaan bisnis karena membantu pemilik usaha atau manajer dalam mengevaluasi kinerja keuangan dan merencanakan strategi bisnis dengan lebih efektif.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi BEP:

  1. Biaya Tetap (Fixed Costs): Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah terlepas dari volume produksi atau penjualan, seperti sewa gedung, gaji manajemen, atau biaya overhead tetap lainnya.
  2. Biaya Variabel (Variable Costs): Biaya variabel adalah biaya yang berubah seiring dengan perubahan volume produksi atau penjualan, seperti bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, atau biaya produksi langsung lainnya.
  3. Harga Jual per Unit: Harga jual per unit adalah harga yang dikenakan kepada pelanggan untuk setiap unit produk atau layanan yang dijual.

Mau jadi Product Manager? Baca panduan lengkap Product Manager berikut.

2. Manfaat dan Tujuan Titik Impas (Break Even Point / BEP)

Break Even Point (BEP) memiliki manfaat dan tujuan yang penting dalam konteks analisis keuangan dan perencanaan bisnis. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang manfaat dan tujuan dari BEP:

  • Manfaat Titik Impas (BEP)
  1. Perencanaan Keuangan yang Tepat: Salah satu manfaat utama dari BEP adalah membantu pemilik usaha atau manajer dalam merencanakan keuangan mereka dengan lebih baik. Dengan mengetahui BEP, mereka dapat menetapkan target penjualan yang realistis untuk mencapai titik impas dan mulai menghasilkan keuntungan.
  2. Evaluasi Kelayakan Proyek atau Produk Baru: BEP membantu dalam mengevaluasi kelayakan proyek atau produk baru sebelumnya. Dengan mengetahui BEP, entitas dapat menentukan apakah investasi tersebut layak dilakukan atau tidak. Misalnya, jika BEP terlalu tinggi, hal itu dapat menunjukkan bahwa proyek atau produk tersebut mungkin tidak menghasilkan keuntungan yang cukup untuk menutupi biaya produksi.
  3. Pengambilan Keputusan yang Tepat: Informasi tentang BEP membantu manajemen dalam pengambilan keputusan yang tepat terkait harga, volume penjualan, dan biaya produksi. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengatur strategi yang lebih efektif dalam mengelola operasi bisnis. Misalnya, jika BEP terlalu tinggi, manajemen dapat mempertimbangkan untuk menurunkan biaya produksi atau meningkatkan harga jual produk untuk mencapai titik impas lebih cepat.
  4. Pemantauan Kinerja Bisnis: BEP juga digunakan sebagai alat untuk memantau kinerja bisnis dari waktu ke waktu. Entitas dapat membandingkan volume penjualan aktual dengan BEP untuk mengevaluasi apakah mereka berada di jalur yang tepat untuk mencapai target keuangan mereka. Hal ini membantu mereka untuk mengidentifikasi tren dan pola dalam kinerja bisnis mereka dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas.
  • Tujuan Titik Impas (BEP)
  1. Mencapai Kesetimbangan Finansial: Tujuan utama dari BEP adalah mencapai kesetimbangan finansial di mana pendapatan total sama dengan biaya total. Di titik ini, usaha tidak menghasilkan keuntungan maupun mengalami kerugian.
  2. Mengidentifikasi Ambang Batas Keuntungan dan Kerugian: BEP membantu dalam mengidentifikasi ambang batas di mana usaha mulai menghasilkan keuntungan setelah mencapai titik impas, dan di mana usaha mulai mengalami kerugian jika volume penjualan turun di bawah BEP.
  3. Menentukan Strategi Bisnis yang Tepat: Dengan mengetahui BEP, pemilik usaha atau manajer dapat menentukan strategi bisnis yang tepat untuk mencapai tujuan keuangan mereka. Mereka dapat mengatur harga jual, biaya produksi, atau volume penjualan untuk mencapai titik impas lebih cepat dan meningkatkan profitabilitas usaha.

Dengan memahami manfaat dan tujuan dari BEP, entitas dapat menggunakan analisis titik impas ini sebagai alat yang efektif dalam merencanakan dan mengelola bisnis mereka dengan lebih baik.

3. Komponen Perhitungan dalam Break Even Point (BEP)

Perhitungan Break Even Point (BEP) melibatkan beberapa komponen penting yang harus dipertimbangkan dengan cermat. Komponen-komponen ini memainkan peran kunci dalam menentukan titik di mana pendapatan total sama dengan biaya total. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang komponen-komponen perhitungan dalam Break Even Point (BEP):

1. Pendapatan Total (Total Revenue): Pendapatan total adalah jumlah uang yang diterima dari penjualan produk atau layanan. Ini dapat dihitung dengan mengalikan harga jual per unit dengan volume penjualan. Pendapatan total akan terus bertambah seiring dengan peningkatan volume penjualan.

2. Biaya Total (Total Costs): Biaya total adalah jumlah total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi atau menyediakan produk atau layanan. Ini terdiri dari dua komponen utama:

a. Biaya Tetap (Fixed Costs): Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah terlepas dari volume produksi atau penjualan. Contoh biaya tetap termasuk sewa gedung, gaji karyawan tetap, asuransi, dan biaya overhead tetap lainnya. Biaya tetap tetap konstan meskipun volume produksi atau penjualan berubah.

b. Biaya Variabel (Variable Costs): Biaya variabel adalah biaya yang berubah seiring dengan perubahan volume produksi atau penjualan. Ini termasuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya produksi langsung lainnya, serta biaya pemasaran dan distribusi yang berkaitan langsung dengan volume penjualan. Biaya variabel bertambah seiring dengan peningkatan volume produksi atau penjualan.

3. Harga Jual per Unit (Selling Price per Unit): Harga jual per unit adalah harga yang dikenakan kepada pelanggan untuk setiap unit produk atau layanan yang dijual. Ini adalah faktor penting dalam menentukan pendapatan total dan mempengaruhi titik impas. Harga jual per unit biasanya ditentukan oleh permintaan pasar, harga pesaing, dan strategi penetapan harga perusahaan.

4. Biaya Variabel per Unit (Variable Cost per Unit): Biaya variabel per unit adalah biaya variabel yang terjadi untuk setiap unit produk atau layanan yang dihasilkan atau dijual. Ini dapat dihitung dengan membagi total biaya variabel dengan jumlah unit yang diproduksi atau dijual. Biaya variabel per unit mempengaruhi margin kontribusi, yaitu selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit.

4. Metode Perhitungan dan Rumus Cara Menghitung Break Even Point (BEP)

Perhitungan Break Even Point (BEP) dapat dilakukan menggunakan beberapa metode, tergantung pada kompleksitas bisnis dan ketersediaan data. Berikut adalah dua metode umum yang digunakan untuk menghitung BEP beserta rumusnya:

1. Metode Rumus Umum:

Metode ini adalah pendekatan yang paling umum digunakan dan cocok untuk bisnis dengan struktur biaya yang relatif sederhana.

Rumus Umum:

𝐡𝐸𝑃= π΅π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž π‘‡π‘’π‘‘π‘Žπ‘ / π»π‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘Ž π½π‘’π‘Žπ‘™ π‘π‘’π‘Ÿ π‘ˆπ‘›π‘–π‘‘βˆ’π΅π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž π‘‰π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘π‘’π‘™ π‘π‘’π‘Ÿπ‘ˆπ‘›π‘–π‘‘β€‹

Dengan menggunakan rumus ini, BEP dapat dihitung dengan membagi total biaya tetap dengan margin kontribusi per unit, di mana margin kontribusi adalah selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit.

Langkah-langkah untuk Menghitung BEP:

  1. Identifikasi Biaya Tetap: Tentukan total biaya tetap, termasuk biaya seperti sewa, gaji karyawan tetap, dan biaya overhead tetap lainnya.
  2. Identifikasi Biaya Variabel per Unit: Hitung biaya variabel per unit, yaitu biaya yang berubah seiring dengan perubahan volume produksi atau penjualan, seperti biaya bahan baku atau tenaga kerja langsung.
  3. Tentukan Harga Jual per Unit: Tetapkan harga jual per unit untuk produk atau layanan yang ditawarkan.
  4. Hitung BEP: Gunakan rumus di atas untuk menghitung BEP, yaitu jumlah unit yang harus dijual agar mencapai titik impas.

2. Metode Grafis:

Metode ini melibatkan pembuatan grafik yang menggambarkan hubungan antara pendapatan total, biaya total, dan volume penjualan. BEP kemudian ditentukan dengan menemukan titik di mana garis pendapatan total dan garis biaya total saling bersilangan.

Langkah-langkah untuk Menghitung BEP dengan Metode Grafis:

  1. Gambarkan Grafik: Buat grafik dengan volume penjualan di sumbu X dan pendapatan total serta biaya total di sumbu Y.
  2. Identifikasi Titik Impas: Temukan titik di mana garis pendapatan total dan garis biaya total saling bersilangan. Ini adalah titik di mana pendapatan total sama dengan biaya total, atau BEP.
  3. Baca Nilai BEP: Tentukan volume penjualan yang sesuai dengan titik impas dari grafik.

Manfaat Metode Grafis:

  • Memvisualisasikan hubungan antara pendapatan total dan biaya total.
  • Menyediakan cara yang intuitif untuk mengidentifikasi BEP.

Kedua metode tersebut memberikan hasil yang akurat dalam menghitung BEP, dan pilihan antara keduanya tergantung pada preferensi dan kebutuhan bisnis. Dengan memahami metode perhitungan dan rumusnya, entitas dapat menentukan BEP mereka dengan lebih efektif, yang penting dalam merencanakan strategi bisnis dan pengambilan keputusan keuangan.

Mau jadi Akuntan, Pajak atau Auditor? Baca panduan lengkap Akuntansi, Pajak dan Audit di sini.

5.Cara Menghitung Break Even Point (BEP) dengan Contoh Soal

Untuk menjelaskan secara lengkap tentang cara menghitung Break Even Point (BEP), mari kita gunakan sebuah contoh soal.

Contoh Soal: Sebuah perusahaan memproduksi dan menjual jam tangan. Berikut adalah data yang diberikan:

  • Harga jual per unit: $100
  • Biaya variabel per unit: $60
  • Biaya tetap per bulan: $10,000

Bagaimana cara menghitung Break Even Point (BEP) untuk perusahaan tersebut?

Langkah 1: Identifikasi Komponen-Komponen Penting:

Sebelum menghitung BEP, kita perlu mengidentifikasi komponen-komponen yang diperlukan:

  • Harga jual per unit ($100)
  • Biaya variabel per unit ($60)
  • Biaya tetap per bulan ($10,000)

Langkah 2: Gunakan Rumus BEP:

𝐡𝐸𝑃= π΅π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž π‘‡π‘’π‘‘π‘Žπ‘ π»π‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘Ž/π½π‘’π‘Žπ‘™ π‘π‘’π‘Ÿ π‘ˆπ‘›π‘–π‘‘βˆ’π΅π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž π‘‰π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘π‘’π‘™ π‘π‘’π‘Ÿ π‘ˆπ‘›π‘–π‘‘β€‹

Langkah 3: Substitusi Nilai ke dalam Rumus:

𝐡𝐸𝑃= $10,000/$100βˆ’$60

Langkah 4: Hitung Selisih Harga Jual per Unit dan Biaya Variabel per Unit:

$100βˆ’$60=$40

Langkah 5: Hitung BEP:

𝐡𝐸𝑃= $10,000/$40 =250

Langkah 6: Interpretasi Hasil: BEP untuk perusahaan tersebut adalah 250 unit. Artinya, perusahaan harus menjual setidaknya 250 jam tangan untuk mencapai titik impas, di mana pendapatan total akan sama dengan biaya total, dan perusahaan tidak akan menghasilkan keuntungan maupun mengalami kerugian.

Contoh Soal Tambahan: Jika kita ingin memperoleh BEP dalam nilai uang, kita dapat menggunakan BEP dalam unit (250 jam tangan) dan mengalikannya dengan harga jual per unit:

𝐡𝐸𝑃 = 250 Γ— $100 = $25,000

Jadi, BEP dalam nilai uang untuk perusahaan tersebut adalah $25,000.

Dengan demikian, dengan menggunakan contoh soal di atas, kita telah berhasil menghitung BEP untuk perusahaan yang memproduksi dan menjual jam tangan. Langkah-langkah ini dapat diterapkan pada berbagai jenis usaha untuk menentukan titik impas dan merencanakan strategi bisnis yang tepat.

Tertarik jadi Data Analyst? Baca panduan lengkap Data Analysis ini.

Mari terus belajar dan kembangkan skill di MySkill