Memahami Data Sekunder: Pengertian, Ciri, Contoh, dan Jenisnya

Data sekunder adalah jenis data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada, dan sering kali digunakan dalam analisis data untuk memahami tren, pola, dan wawasan yang lebih dalam. Artikel ini akan membahas apa itu data sekunder dalam konteks data analitik, ciri-ciri data sekunder, situasi kapan data sekunder diperlukan, memberikan contoh penggunaannya, serta menjelaskan berbagai jenis data sekunder.

Apa itu Data Sekunder dalam Data Analitik?

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan sebelumnya oleh sumber lain untuk tujuan yang mungkin berbeda. Data ini diperoleh dari berbagai sumber seperti penelitian, survei, basis data publik, laporan, dan banyak lagi. Data sekunder dapat mencakup berbagai jenis informasi yang relevan untuk analisis data, dan sering digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik.

Tertarik jadi Data Analyst? Baca panduan lengkap Data Analysis ini.

Ciri-ciri Data Sekunder

Beberapa ciri khas data sekunder meliputi:

  1. Sudah Ada: Data sekunder sudah ada dan tidak dikumpulkan khusus untuk tujuan analisis yang sedang dilakukan.
  2. Sumber Eksternal: Data sekunder diperoleh dari sumber yang berbeda, seperti organisasi, survei, atau penelitian yang berbeda.
  3. Dapat Dijadikan Referensi: Data sekunder sering digunakan sebagai referensi atau pembanding untuk data yang sedang dianalisis.
  4. Biasanya Tersedia secara Publik: Banyak data sekunder tersedia secara publik atau dapat diakses melalui perpustakaan atau internet.

Mau jadi Sales atau Business Development? Baca panduan lengkap Sales & Business Development berikut

Kapan Membutuhkan Data Sekunder?

Situasi di mana data sekunder diperlukan meliputi:

  1. Pemahaman Konteks: Data sekunder dapat membantu dalam memahami konteks dan tren dalam suatu industri atau sektor.
  2. Validasi Data: Data sekunder dapat digunakan untuk memvalidasi hasil penelitian atau data internal.
  3. Analisis Perbandingan: Data sekunder dapat digunakan untuk membandingkan kinerja organisasi dengan pesaing atau industri.
  4. Memenuhi Kebutuhan Data Tambahan: Ketika data internal tidak mencukupi, data sekunder dapat digunakan untuk melengkapi informasi yang diperlukan.

Mau jadi UI-UX Designer? Cek panduan lengkap UI-UX Design berikut.

Contoh Data Sekunder

Misalkan sebuah perusahaan ingin memahami tren pasar smartphone di wilayah tertentu. Mereka dapat mengumpulkan data sekunder dari laporan industri, data penjualan dari produsen, atau hasil survei yang telah dilakukan oleh lembaga riset. Data ini kemudian dapat digunakan untuk memahami permintaan pelanggan, preferensi merek, dan tren yang mungkin memengaruhi bisnis mereka.

Jenis Data Sekunder

Beberapa jenis data sekunder yang umum meliputi:

  1. Data Publik: Data yang tersedia untuk umum, seperti data pemerintah, data dari organisasi internasional, atau data penelitian.
  2. Data Industri: Data yang dihasilkan oleh asosiasi industri, lembaga riset, atau organisasi yang berkaitan dengan industri tertentu.
  3. Data Historis: Data yang dihasilkan dari masa lalu, seperti data penjualan tahun lalu atau tren pengeluaran konsumen.
  4. Data Survei: Data yang diperoleh dari survei yang dilakukan oleh pihak ketiga.

Mau jadi Product Manager? Baca panduan lengkap Product Manager berikut.

Kesimpulan

Data sekunder adalah sumber informasi yang berharga dalam analisis data, membantu dalam pemahaman konteks, validasi data, dan pembandingan dengan tren pasar. Dengan ciri-ciri khususnya, data sekunder dapat menjadi aset berharga dalam pengambilan keputusan yang lebih baik. Situasi di mana data sekunder diperlukan meliputi pemahaman konteks, validasi data, analisis perbandingan, dan kebutuhan akan data tambahan. Dengan berbagai jenis data sekunder, organisasi dapat memilih sumber informasi yang paling relevan dengan tujuan analisis mereka. Data sekunder memainkan peran penting dalam mendukung analisis data yang informatif dan berdaya guna.

Mari terus belajar dan kembangkan skill di MySkill