Memahami Kano Model: Definisi, Sejarah, Fungsi, Tipe dan Contohnya

Kano Model adalah sebuah konsep dalam manajemen produk yang membantu perusahaan memahami dan mengelola harapan pelanggan terhadap produk atau layanan yang mereka tawarkan. Artikel ini akan membahas definisi Kano Model, sejarahnya, fungsi pentingnya, tipe-tipe produk menurut Kano Model, serta memberikan contoh konkrit dari penerapan Kano Model.

Apa Itu Kano Model dalam Product Management?

Kano Model adalah suatu kerangka kerja yang dikembangkan oleh Profesor Noriaki Kano pada tahun 1980-an. Model ini digunakan untuk memahami dan mengelompokkan elemen-elemen produk berdasarkan pada tingkat kepuasan yang mereka berikan kepada pelanggan.

Tertarik jadi Data Analyst? Baca panduan lengkap Software Engineering di sini.

Sejarah Kano Model

Kano Model pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Noriaki Kano pada tahun 1984 dalam artikel ilmiahnya yang berjudul “Attractive Quality and Must-Be Quality”. Model ini kemudian menjadi landasan untuk memahami dan mengelola kualitas produk dengan lebih efektif.

Mau jadi Product Manager? Baca panduan lengkap Product Manager berikut.

Fungsi Kano Model

  1. Mengidentifikasi Prioritas: Kano Model membantu perusahaan untuk memprioritaskan fitur atau elemen produk berdasarkan pada tingkat kepuasan yang mereka berikan kepada pelanggan.
  2. Mengantisipasi Harapan Pelanggan: Model ini memungkinkan perusahaan untuk lebih baik dalam memahami harapan pelanggan, bahkan sebelum pelanggan melihat atau menggunakan produk.
  3. Menghindari Over-Engineering: Kano Model membantu perusahaan untuk menghindari kelebihan dan menghemat sumber daya dengan fokus pada fitur yang benar-benar penting bagi pelanggan.

Tertarik jadi Data Analyst? Baca panduan lengkap Data Analysis ini.

Tipe-tipe Produk Menurut Kano Model

  1. Basic Quality (Must-Be Quality): Fitur-fitur dasar yang dianggap sebagai standar dan diharapkan oleh pelanggan. Kegagalan dalam menyediakan fitur ini dapat menyebabkan kekecewaan pelanggan.
  2. Performance Quality: Fitur-fitur yang memberikan tambahan nilai kepada pelanggan. Semakin baik pelaksanaan fitur ini, semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan.
  3. Excitement Quality: Fitur-fitur yang tak terduga dan bisa menjadi pendorong utama kepuasan pelanggan. Pelanggan mungkin bahkan tidak menyadari bahwa mereka menginginkannya hingga mereka mengalaminya.
  4. Indifferent Quality: Fitur-fitur yang tidak memiliki dampak signifikan pada tingkat kepuasan pelanggan dan bisa dianggap sepele.

Mau jadi Digital Marketer? Baca panduan lengkap Digital Marketing berikut.

Contoh Kano Model

Misalkan sebuah perusahaan perangkat elektronik sedang mengembangkan sebuah smartphone. Menggunakan Kano Model, mereka dapat mengidentifikasi elemen-elemen berikut:

  1. Basic Quality: Daya tahan baterai yang memadai dan kualitas panggilan yang jernih.
  2. Performance Quality: Kamera dengan resolusi tinggi dan kemampuan pemrosesan cepat.
  3. Excitement Quality: Fitur-fitur inovatif seperti pemindai sidik jari di layar atau teknologi pengisian daya nirkabel.
  4. Indifferent Quality: Warna casing atau tata letak tombol yang tidak mempengaruhi penggunaan atau kepuasan secara signifikan.

Kesimpulan

Kano Model adalah alat yang kuat dalam manajemen produk yang membantu perusahaan untuk memahami dan memenuhi harapan pelanggan dengan lebih baik. Dengan memahami tingkat kepuasan yang diberikan oleh setiap elemen produk, perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya dengan lebih efektif dan menghasilkan produk yang lebih memuaskan bagi pelanggan.

Mari terus belajar dan kembangkan skill di MySkill