Memahami Jenis dan Pentingnya Brand Architecture dalam Perusahaan

Pengertian Brand Architecture

Brand architecture adalah struktur organisasi dan hubungan antara berbagai merek yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau organisasi. Ini mencakup bagaimana merek utama atau merek induk berhubungan dengan merek anak atau sub-merek dalam portofolio merek perusahaan.

Mengapa Brand Architecture Penting?

Pentingnya brand architecture dapat diuraikan sebagai berikut

  1. Membantu Mengatur Portofolio Merek: Brand architecture membantu perusahaan mengatur portofolio merek mereka dengan jelas dan efisien. Dengan menentukan hubungan antara merek utama, merek anak, dan sub-merek, perusahaan dapat memastikan bahwa setiap merek mendapat perhatian yang tepat dan tidak tumpang tindih dalam target pasar.
  2. Memudahkan Navigasi Konsumen: Dengan memiliki struktur brand architecture yang jelas, konsumen dapat dengan mudah memahami hubungan antara berbagai merek dalam portofolio perusahaan. Ini membantu konsumen dalam proses pengambilan keputusan dan memastikan bahwa mereka tidak bingung tentang merek mana yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
  3. Meningkatkan Brand Equity: Brand architecture yang baik dapat meningkatkan nilai merek secara keseluruhan. Dengan mengelola merek-merek dalam portofolio dengan baik, perusahaan dapat memastikan bahwa setiap merek mendukung dan memperkuat citra merek induk, sehingga meningkatkan brand equity secara keseluruhan.
  4. Efisiensi dalam Pemasaran dan Manajemen: Dengan memiliki struktur brand architecture yang terorganisir dengan baik, perusahaan dapat menghemat waktu dan sumber daya dalam aktivitas pemasaran dan manajemen merek. Mereka dapat menggunakan strategi pemasaran yang konsisten dan efisien, serta mengelola merek mereka dengan lebih efektif.
  5. Memfasilitasi Perluasan dan Diversifikasi: Brand architecture yang fleksibel dapat memudahkan perluasan dan diversifikasi bisnis. Dengan memiliki struktur yang memungkinkan untuk menambahkan atau mengubah merek dalam portofolio, perusahaan dapat dengan cepat merespons perubahan dalam pasar dan peluang baru.
  6. Membantu dalam Akuisisi dan Integrasi: Ketika perusahaan melakukan akuisisi atau penggabungan dengan perusahaan lain, brand architecture yang baik dapat memfasilitasi proses integrasi merek dengan lancar. Ini membantu meminimalkan kekacauan dan konflik merek yang mungkin timbul selama proses integrasi.

Dengan demikian, brand architecture merupakan elemen kunci dalam strategi merek suatu perusahaan, yang memainkan peran penting dalam membentuk persepsi merek, memandu strategi pemasaran, dan mengelola portofolio merek secara efisien.

Mau jadi Product Manager? Baca panduan lengkap Product Manager berikut.

Brand architecture adalah cara sistematis untuk mengatur merek dan produk dalam satu perusahaan agar mudah dikelola dan dimengerti oleh konsumen. Komponen dan jenis brand architecture sangat penting untuk memastikan konsistensi merek dan memaksimalkan nilai merek secara keseluruhan. Berikut ini adalah komponen dan jenis-jenis utama dari brand architecture:

Komponen Brand Architecture

  1. Merek Induk (Corporate Brand):
  • Ini adalah merek atap yang mencakup nilai, visi, dan misi perusahaan secara keseluruhan. Merek induk seringkali sama dengan nama perusahaan dan menjadi simbol dari reputasi dan kepercayaan.
  1. Sub-Merek (Sub-brands):
  • Sub-merek adalah merek yang dibuat di bawah merek induk dan memiliki identitas yang berbeda tetapi masih terkait dengan merek induk. Sub-merek sering digunakan untuk menargetkan segmen pasar atau kategori produk yang berbeda.
  1. Endorsements:
  • Penggunaan merek induk untuk mendukung sub-merek atau produk individual, memberikan kredibilitas dan kepercayaan pada produk baru atau niche.
  1. Pengelolaan Portofolio Merek:
  • Strategi yang digunakan untuk mengelola semua merek dalam perusahaan, termasuk keputusan tentang pembentukan merek baru, penghapusan, atau konsolidasi merek.

Mau jadi Sales atau Business Development? Baca panduan lengkap Sales & Business Development berikut.

Jenis Brand Architecture

  1. Branded House (House of Brands):
  • Dalam model ini, merek induk sangat dominan dan semua produk atau layanan memakai nama merek induk dengan variasi minimal. Contohnya adalah Google; semua produknya (Google Maps, Google Drive, Google Docs) membawa nama merek induk.
  1. House of Brands:
  • Di sini, perusahaan memiliki banyak merek yang berdiri sendiri dengan identitas yang berbeda dan minim pengaruh dari merek induk. Contohnya adalah Procter & Gamble, yang memiliki Tide, Pampers, dan Gillette sebagai merek independen.
  1. Endorsed Brands:
  • Dalam pendekatan ini, merek induk mendukung sub-merek dengan cara tertentu, tetapi sub-merek masih memiliki identitas yang berbeda. Marriott International adalah contoh, dengan merek seperti Courtyard by Marriott dan JW Marriott yang menggabungkan identitas mereka dengan dukungan dari merek induk.
  1. Hybrid Brand:
  • Model hybrid menggabungkan elemen dari semua model di atas. Perusahaan menggunakan pendekatan yang berbeda untuk merek yang berbeda tergantung pada strategi pasar dan tujuan bisnis. Sony adalah contoh, dengan beberapa produk di bawah merek Sony (seperti PlayStation) dan beberapa sub-merek yang mendapat dukungan kuat dari merek induk.

Mau jadi HRD? Simak panduan lengkap Human Resource Development di sini.

Masing-masing jenis brand architecture memiliki kelebihan dan kekurangannya dan dipilih berdasarkan strategi perusahaan, sumber daya, dan tujuan pasar. Pemilihan jenis brand architecture yang tepat sangat penting untuk membangun sinergi antara merek dan memperkuat posisi pasar.

Cara Membuat Brand Architecture yang Jelas

Membuat brand architecture yang jelas membutuhkan pemikiran strategis yang mendalam untuk mengatur merek dan produk secara efektif dalam satu perusahaan. Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat brand architecture yang jelas:

1. Identifikasi Merek Induk

  • Tentukan merek yang akan menjadi merek atap atau merek induk. Ini adalah merek yang akan mencakup semua produk atau layanan di bawahnya.
  • Pastikan merek induk mencerminkan nilai, visi, dan misi perusahaan secara keseluruhan.

2. Tinjau Portofolio Produk/Layanan

  • Tinjau semua produk atau layanan yang dimiliki oleh perusahaan.
  • Identifikasi kategori produk atau layanan yang ada dan hubungannya dengan merek induk.

3. Tentukan Strategi Brand Architecture

  • Pilih salah satu dari jenis brand architecture yang sesuai dengan strategi dan tujuan perusahaan:
  • Branded House (House of Brands): Merek induk sangat dominan dan semua produk atau layanan memakai nama merek induk.
  • House of Brands: Perusahaan memiliki banyak merek yang berdiri sendiri dengan identitas yang berbeda.
  • Endorsed Brands: Merek induk mendukung sub-merek dengan cara tertentu, tetapi sub-merek masih memiliki identitas yang berbeda.
  • Hybrid Brand: Menggabungkan elemen dari berbagai jenis brand architecture.

4. Tentukan Hubungan Antara Merek

  • Jelaskan hubungan antara merek induk dan sub-merek, serta bagaimana merek-merek tersebut akan dihadirkan kepada konsumen.
  • Perjelas peran dan fungsi setiap merek dalam portofolio, termasuk bagaimana mereka saling mendukung atau berbeda satu sama lain.

5. Kembangkan Panduan Brand

  • Buat panduan brand yang mencakup aturan dan pedoman penggunaan merek, termasuk logo, warna, tipografi, dan gaya komunikasi.
  • Pastikan panduan brand konsisten dengan strategi brand architecture yang dipilih.

6. Uji dan Tinjau

  • Uji reaksi dan pemahaman konsumen terhadap brand architecture yang telah dibuat.
  • Tinjau kembali brand architecture secara berkala untuk memastikan konsistensi dan relevansi dengan strategi perusahaan.

7. Terapkan dan Monitor

  • Terapkan brand architecture yang telah dibuat ke dalam seluruh komunikasi dan aktivitas perusahaan.
  • Monitor kinerja merek dan respons konsumen secara terus-menerus untuk mengidentifikasi peluang perbaikan atau perubahan yang diperlukan.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, perusahaan dapat membuat brand architecture yang jelas dan efektif untuk mengelola merek dan produk secara konsisten dan membangun kepercayaan konsumen.

Mari terus belajar dan kembangkan skill di MySkill