Review Buku Art and Fear oleh David Bayles & Ted Orland

Judul buku: “Art and Fear: Observations on the Perils (and Rewards) of Artmaking”

Nama penulis: David Bayles dan Ted Orland

Nama penerbit: Image Continuum Press

Tahun penerbitan: 1993

Buku “Art and Fear” merupakan sebuah karya kolaboratif antara David Bayles, seorang fotografer dan pematung, dan Ted Orland, seorang seniman dan fotografer. Buku ini memberikan wawasan yang berharga kepada para seniman tentang tantangan dan ketakutan yang sering terkait dengan proses kreatif.

“Art and Fear” membahas berbagai aspek yang relevan dengan perjalanan seorang seniman, mulai dari ketakutan akan kegagalan, perangkap kecemasan yang dapat menghentikan proses kreatif, hingga keraguan diri yang melumpuhkan. Para penulis dengan jujur berbagi pengalaman pribadi mereka serta melibatkan kita dalam refleksi dan diskusi tentang peran dan makna seni.

Buku ini juga menyoroti pentingnya ketekunan, keberanian, dan pengembangan kebiasaan produktif dalam seni. Hal ini membantu para seniman memahami bahwa kegagalan adalah bagian alami dari proses kreatif dan mengatasi rintangan yang muncul sepanjang perjalanan mereka.

Dengan gaya penulisan yang jelas dan lugas, Bayles dan Orland mampu menggambarkan realitas seorang seniman dengan segala kegembiraan dan tantangannya. Buku ini menginspirasi para kita untuk terus menjalani proses kreatif mereka, menghadapi ketakutan dengan penuh keberanian, dan melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh.

“Art and Fear” telah menjadi panduan penting bagi para seniman di berbagai bidang seni. Buku ini menawarkan perspektif yang menantang, memberikan penghiburan dan dorongan kepada para kita yang terlibat dalam perjalanan seni mereka sendiri.

Mau lancar Bahasa Inggris? Baca panduan lengkap bahasa Inggris, TOEFL, IETLS & Beasiswa ini.

Key Summary:

  1. Gagal adalah bagian tak terpisahkan dari proses kreatif kita. Kita sering merasa takut gagal dan terjebak dalam paradigma kesempurnaan, tetapi sebenarnya kegagalan adalah kesempatan untuk belajar dan tumbuh sebagai seniman. Melalui kegagalan, kita memperoleh pengalaman berharga yang membentuk kemampuan dan pemahaman kita tentang seni.
  2. Keraguan adalah hal yang umum dalam perjalanan seni kita. Namun, tidak ada yang pernah mencapai keberhasilan tanpa mengatasi rasa ragu. Kita harus belajar mempercayai naluri kreatif kita, menghormati keputusan kita sendiri, dan tetap fokus pada visi artistik kita. Dengan menghadapi keraguan dengan tekad, kita akan menghasilkan karya yang lebih otentik dan kuat.
  3. Perbandingan dengan seniman lain adalah jebakan yang merugikan. Setiap seniman memiliki perjalanan dan pencapaian yang berbeda. Melihat ke samping dan membandingkan prestasi kita dengan orang lain hanya akan menghasilkan ketidakpuasan dan hilangnya kepercayaan diri. Sebaliknya, kita harus menghargai perjalanan unik kita sendiri dan menghormati langkah-langkah yang telah kita ambil.
  4. Ketakutan akan penilaian orang lain dapat membatasi kebebasan ekspresi kita. Saat kita khawatir tentang apa yang orang lain pikirkan tentang karya kita, kita mengurangi autentisitas kita. Kita harus berani mengungkapkan emosi dan pandangan kita melalui seni, mengabaikan penilaian orang lain, dan fokus pada kepuasan pribadi yang kita peroleh melalui penciptaan.
  5. Kesuksesan atau kegagalan tidak boleh mengendalikan langkah kita. Kita harus menghargai proses kreatif sebagai perjalanan yang tak terbatas dan terus melanjutkannya dengan tekun. Seni adalah tentang eksplorasi tanpa batas, dan tujuan sejati kita seharusnya bukanlah mencapai kesuksesan, tetapi menemukan kegembiraan dan pertumbuhan melalui seni.
  6. Kebiasaan adalah kunci penting dalam seni. Disiplin dan rutinitas membantu kita menjaga momentum kreatif, mengatasi hambatan, dan melahirkan karya secara konsisten. Dengan menciptakan kebiasaan berkarya, kita membangun fondasi yang kuat untuk kreativitas kita dan meningkatkan produktivitas dalam proses seni.
  7. Kesempurnaan adalah ilusi yang tak tercapai dalam seni. Terlalu fokus pada pencapaian kesempurnaan dapat menghambat eksplorasi dan eksperimen. Kita harus belajar menerima ketidaksempurnaan sebagai bagian dari pesona seni. Dalam ketidaksempurnaan itu terkadang terdapat keindahan yang tak terduga dan karakteristik yang membuat karya seni lebih menarik.
  8. Lingkungan dan kebiasaan kita memengaruhi kreativitas kita. Kita perlu menciptakan lingkungan yang mendukung dan menginspirasi kita, baik secara fisik maupun mental. Ruang kerja yang nyaman, waktu yang teratur, dan pengaturan yang memfasilitasi fokus dan ketenangan membantu meningkatkan kualitas karya seni kita dan memicu inspirasi.
  9. Terlibat dalam seni membutuhkan keberanian. Melalui seni, kita mengungkapkan diri kita dengan tulus dan rentan. Kita harus berani mengambil risiko, menghadapi ketakutan dan kerentanan, dan membiarkan keberanian kita memimpin kita dalam penciptaan karya yang unik dan berdaya.
  10. Selama perjalanan seni kita, kita akan menghadapi tantangan, kegagalan, dan kekalahan. Namun, penting untuk tetap teguh dan terus maju. Keberhasilan datang melalui ketekunan, ketabahan, dan keteguhan hati kita. Dengan menjadikan kesulitan sebagai batu loncatan, kita dapat menghadapi tantangan dengan penuh semangat dan menjadikannya batu loncatan menuju kesuksesan.

Mari terus belajar dan kembangkan skill di MySkill