Review Buku Communicating Better at Work and Beyond

Judul buku: Simply Said: Communicating Better at Work and Beyond”

Nama penulis: Jay Sullivan

Nama penerbit: John Wiley & Sons, Inc.

Tahun penerbitan: 2016

“Simply Said: Communicating Better at Work and Beyond” yang ditulis oleh Jay Sullivan adalah panduan praktis yang membantu kita meningkatkan kemampuan komunikasi mereka di tempat kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari. Buku ini dirancang untuk membantu individu mempelajari keterampilan komunikasi yang efektif dan menghadapi tantangan yang muncul dalam berbagai situasi.

Dalam buku ini, penulis menggali berbagai aspek komunikasi, termasuk komunikasi verbal dan nonverbal, presentasi, serta menulis secara efektif. Penulis juga menawarkan strategi komunikasi yang praktis dan mudah diterapkan agar pesan dapat disampaikan dengan jelas dan persuasif. Buku ini juga berfokus pada pentingnya mendengarkan dengan baik, memahami audiens, dan mengelola konflik melalui komunikasi yang efektif.

Dengan contoh kasus nyata dan latihan praktis, penulis memberikan panduan yang dapat digunakan oleh individu dari berbagai latar belakang dan profesi. Buku ini cocok bagi siapa saja yang ingin meningkatkan kemampuan komunikasi mereka untuk mencapai keberhasilan di tempat kerja dan dalam hubungan pribadi.

“Simply Said: Communicating Better at Work and Beyond” menawarkan wawasan yang berharga dan alat praktis yang dapat digunakan oleh siapa saja yang ingin menjadi seorang komunikator yang lebih efektif dan berpengaruh.

Mau jadi Digital Marketer? Baca panduan lengkap Digital Marketing berikut.

Key Summary:

  1. Mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang audiens kita penting agar kita dapat menyampaikan pesan dengan jelas dan relevan. Pengetahuan tentang audiens membantu kita mengidentifikasi kebutuhan, minat, dan nilai-nilai mereka sehingga kita dapat menghubungkan dengan mereka secara efektif.
  2. Mempelajari teknik mendengarkan aktif membantu kita membangun hubungan yang lebih baik dan memahami perspektif orang lain. Dengan fokus pada apa yang dikatakan orang lain, menganggukkan kepala, atau menunjukkan ekspresi wajah yang mendukung, kita menunjukkan minat dan penghormatan pada lawan bicara kita.
  3. Bahasa tubuh yang tepat dapat memperkuat pesan kita. Gerakan tangan, ekspresi wajah, dan kontak mata yang baik merupakan komponen penting dalam komunikasi nonverbal. Ketika kita berbicara, menggunakan gerakan tangan yang sesuai dapat membantu menggambarkan ide, menyoroti poin penting, atau memberikan penjelasan tambahan. Ekspresi wajah yang sesuai juga dapat memperkuat emosi yang ingin kita sampaikan, seperti kegembiraan, keprihatinan, atau ketegasan. Selain itu, menjaga kontak mata dengan lawan bicara menunjukkan bahwa kita benar-benar terlibat dalam percakapan dan memperkuat koneksi interpersonal.
  4. Menyusun pesan dengan struktur yang jelas dan ringkas memudahkan pemahaman dan meningkatkan daya tarik pesan kita bagi pendengar atau kita. Dengan mengorganisir gagasan kita secara logis, kita memungkinkan audiens kita untuk mengikuti alur pikiran kita dengan lebih mudah.
  5. Hindari penggunaan jargon atau bahasa teknis yang tidak dikenal oleh audiens kita. Jargon adalah istilah-istilah khusus yang digunakan dalam suatu industri atau komunitas tertentu. Ketika kita berkomunikasi dengan orang yang tidak terbiasa dengan jargon tersebut, penggunaannya dapat menyebabkan kebingungan dan menghalangi pemahaman. Kita dapat menggantikan jargon dengan istilah yang lebih umum dan menjelaskan konsep secara lebih terperinci agar pesan kita lebih mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat.
  6. Contoh dan ilustrasi nyata membantu menjelaskan konsep yang kompleks dengan lebih baik. Dalam komunikasi, seringkali kita harus menyampaikan ide-ide yang abstrak atau sulit dipahami. Dalam hal ini, menggunakan contoh dan ilustrasi nyata dapat membantu audiens kita memvisualisasikan konsep yang kita sampaikan. Contoh-contoh dapat berupa cerita, pengalaman nyata, atau studi kasus yang relevan dengan topik yang sedang kita bahas. Dengan menyediakan contoh yang konkret, kita memudahkan audiens untuk memahami konsep secara lebih baik, memperkuat argumen kita, dan membuat pesan kita lebih meyakinkan.
  7. Teknik storytelling memiliki kekuatan untuk membangun ikatan emosional dengan audiens kita. Dalam komunikasi, storytelling mengacu pada kemampuan kita untuk menyampaikan pesan atau informasi melalui penggunaan cerita atau narasi yang menarik. Mengapa storytelling efektif? Karena cerita memiliki daya tarik universal dan mampu mempengaruhi emosi, memicu imajinasi, dan meningkatkan daya ingat audiens. Ketika kita menggunakan storytelling, kita dapat mengaitkan pesan kita dengan pengalaman nyata, menghadirkan situasi yang relevan, atau menciptakan karakter yang membuat audiens terhubung secara emosional. Hal ini membantu kita menjelaskan konsep yang kompleks dengan lebih baik, membuat pesan kita lebih meyakinkan, dan mempermudah audiens untuk memahami dan mengingat informasi yang kita sampaikan.
  8. Berlatih presentasi secara teratur membantu kita menjadi lebih percaya diri dan mengurangi kecemasan saat berbicara di depan umum. Dengan persiapan yang baik dan latihan yang cukup, kita dapat memberikan presentasi yang kuat dan meyakinkan.
  9. Mengelola konflik melalui komunikasi yang efektif melibatkan pendekatan yang diplomatis, dengan mendengarkan secara aktif, mempertimbangkan perspektif orang lain, dan mencari solusi yang saling menguntungkan.
  10. Mengenali dan menghargai keberagaman komunikasi membantu kita membangun hubungan yang inklusif dan produktif dengan rekan kerja yang berasal dari latar belakang yang berbeda. Dengan membuka diri terhadap gaya komunikasi yang berbeda, kita dapat menghindari konflik dan membangun kerjasama yang kuat.
  11. Mengenali pentingnya bahasa positif dan menyampaikan umpan balik secara konstruktif membantu menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pertumbuhan dan kolaborasi. Dengan menghindari kritik yang merendahkan dan menggunakan bahasa yang menghargai, kita dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan rekan kerja dan mencapai hasil yang lebih baik.
  12. Mengenali kekuatan dan kelemahan komunikasi kita sendiri membantu kita meningkatkan diri dan menyesuaikan gaya komunikasi kita sesuai dengan situasi yang berbeda. Dengan memahami preferensi komunikasi kita, kita dapat mengoptimalkan kekuatan kita dan bekerja untuk mengatasi tantangan yang mungkin kita hadapi.
  13. Memanfaatkan teknologi komunikasi dengan bijak dan mempertimbangkan konteks budaya dan etika komunikasi adalah penting dalam era digital ini. Kita perlu memahami batasan dan aturan yang berlaku dalam komunikasi daring, serta memastikan bahwa pesan kita tetap jelas dan bermakna dalam bentuk tulisan, email, atau pesan singkat.

Mari terus belajar dan kembangkan skill di MySkill