Membongkar 9 Mitos LinkedIn yang Perlu Kita Tinggalkan di Masa Mendatang

LinkedIn adalah salah satu platform pengembangan karier yang populer dewasa ini. Namun, ada beberapa mitos LinkedIn yang mulai terpatahkan.

1. LinkedIn Hanya untuk Mencari Kerja
Mitos pertama yang perlu kita lepaskan adalah anggapan bahwa LinkedIn hanya digunakan untuk mencari pekerjaan. Faktanya, platform ini tidak hanya membantu kita mendapatkan pekerjaan baru, tetapi juga menyediakan beragam konten, kelas, dan seminar online. Kita dapat memanfaatkannya untuk belajar, berinteraksi dengan profesional lain, dan memperluas jaringan kita.

2. Rajin Cek LinkedIn Artinya Tidak Setia ke Perusahaan
Mitos ini terkait dengan anggapan bahwa menggunakan LinkedIn secara aktif menandakan niat untuk resign. Padahal, aktivitas di LinkedIn dapat membantu mempromosikan perusahaan tempat kita bekerja saat ini. Selain itu, hal ini juga menciptakan kesan bahwa kita turut berkontribusi dalam memajukan perusahaan.

3. Hanya Terhubung dengan Orang yang Dikenal
Meskipun direkomendasikan untuk terhubung dengan orang yang dikenal, LinkedIn memberikan kebebasan kepada penggunanya. Terhubung dengan orang yang belum kita kenal atau bahkan berprofesi di luar negeri dapat memperluas jaringan kita. Namun, selektiflah dalam menjalin hubungan untuk membangun networking yang berkualitas.

4. Setiap Update Profil Langsung Diketahui oleh Koneksi
Tidak selalu setiap perubahan pada profil kita akan diketahui oleh koneksi. Kita dapat mengontrol pengaturan ini untuk memilih informasi apa yang akan dibagikan secara otomatis. Ini memberikan fleksibilitas dalam mengelola privasi dan informasi yang ingin kita bagikan.

5. Konten yang Dibagikan di LinkedIn Harus Selalu Profesional
LinkedIn memungkinkan kita untuk membagikan berbagai jenis konten, termasuk aspek-aspek pribadi seperti minat, wawasan, dan kehidupan sehari-hari. Membagikan sisi pribadi dapat membantu membangun hubungan dan kredibilitas. Tetapi, seimbangkan antara konten profesional dan pribadi untuk menghindari kesan berlebihan atau menggurui.

6. Profil LinkedIn Hanya Sebagai Resume Online
Menganggap profil LinkedIn sebagai sekadar resume dapat membatasi potensi platform ini. Sebaliknya, lihatlah profil LinkedIn sebagai portofolio online yang dapat diperbarui secara berkala. Gunakan untuk membangun personal branding dan memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang diri kita.

7. Kolom Pencarian Hanya untuk Mencari Nama Orang
Fitur pencarian di LinkedIn tidak hanya digunakan untuk mencari nama orang. Kita dapat menggunakan kolom pencarian untuk menemukan orang berdasarkan lokasi, jabatan, perusahaan, industri, dan filter lainnya, memudahkan kita dalam mencari koneksi yang relevan.

8. Headline Profil Cukup Menuliskan Jabatan
Memanfaatkan headline profil hanya untuk menunjukkan jabatan kerja saja dapat dilebarkan. Headline yang menarik dengan informasi relevan dapat membantu menarik perhatian orang dan meningkatkan keterlibatan.

9. Menerima Undangan dari Orang Tidak Dikenal Adalah Gerbang Spam
Menerima undangan dari orang yang tidak kita kenal tidak selalu mengindikasikan akun spam. Cek profil mereka lebih lanjut sebelum menerima atau memblokir jika diperlukan. LinkedIn memberikan opsi untuk melaporkan akun yang mencurigakan.

Kesimpulan:
Dengan melepaskan mitos-mitos tersebut, kita dapat memanfaatkan LinkedIn dengan lebih efektif dan mengoptimalkan potensi pengembangan karier kita. Platform ini tidak hanya sebagai alat untuk mencari pekerjaan, tetapi juga sebagai wadah pembelajaran, interaksi profesional, dan membangun jaringan yang luas. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang LinkedIn, kita dapat mengambil langkah cerdas menuju kesuksesan karier di masa mendatang.

Mari terus belajar dan kembangkan skill di https://myskill.id/.

Tinggalkan Balasan