Memahami CNAME: Definisi, Fungsi, dan Cara Kerjanya

CNAME, atau Canonical Name, adalah jenis catatan DNS (Domain Name System) yang digunakan untuk mengarahkan satu nama domain ke nama domain lainnya. Dalam dunia internet, CNAME sering digunakan untuk membuat alias atau pengalihan dari satu domain ke domain lainnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara rinci tentang apa itu CNAME, fungsinya, cara kerjanya, serta hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan CNAME.

Apa Itu CNAME?

CNAME, atau Canonical Name, adalah jenis catatan dalam sistem DNS (Domain Name System) yang digunakan untuk menghubungkan satu nama domain dengan nama domain lainnya. Dalam konteks pengelolaan domain, CNAME berfungsi sebagai alat untuk membuat alias atau pengalihan dari satu domain ke domain lainnya. Misalnya, dengan menggunakan CNAME, kita dapat membuat subdomain atau domain tambahan yang mengarah ke domain utama tanpa perlu membuat catatan DNS baru untuk setiap subdomain tersebut. CNAME memungkinkan kita untuk mempermudah pengelolaan dan pembaruan DNS, karena perubahan hanya perlu dilakukan pada satu catatan CNAME, bukan pada banyak catatan DNS.

Fungsi

Fungsi utama dari CNAME adalah untuk membuat alias atau pengalihan dari satu nama domain ke domain lainnya. Ini memungkinkan kita untuk membuat berbagai subdomain atau domain tambahan yang mengarah ke domain utama tanpa perlu membuat catatan DNS baru untuk setiap subdomain tersebut. Selain itu, penggunaan CNAME juga mempermudah dalam pengelolaan dan pembaruan DNS, karena perubahan hanya perlu dilakukan pada satu catatan CNAME, bukan pada banyak catatan DNS.

Tentu, berikut adalah beberapa fungsi utama dari CNAME:

  1. Membuat Alias Domain: CNAME memungkinkan kita untuk membuat alias untuk domain utama kita. Misalnya, kita dapat membuat alias “www.domain.com” yang mengarah ke domain utama “domain.com”.
  2. Pengalihan Subdomain: CNAME memungkinkan kita untuk mengarahkan subdomain tertentu ke domain lainnya. Misalnya, kita dapat mengalihkan subdomain “blog.domain.com” ke domain lain yang berisi blog kita.
  3. Memfasilitasi Penyedia Layanan Eksternal: CNAME sering digunakan untuk menghubungkan domain kita dengan layanan eksternal seperti layanan hosting email, penyedia konten (CDN), atau platform e-commerce. Ini memudahkan kita untuk menggunakan layanan eksternal tanpa perlu mengubah konfigurasi DNS secara ekstensif.
  4. Mendukung Perubahan Infrastruktur: Ketika kita melakukan perubahan pada infrastruktur hosting, misalnya pindah dari satu penyedia hosting ke penyedia lainnya, CNAME dapat digunakan untuk memfasilitasi migrasi dengan lebih mudah. Kita hanya perlu mengubah target CNAME untuk mengarahkan ke infrastruktur baru, tanpa perlu mengubah catatan DNS lainnya.
  5. Mengelola Subdomain secara Efisien: Dengan menggunakan CNAME, kita dapat mengelola subdomain secara efisien tanpa perlu membuat catatan DNS baru untuk setiap subdomain yang dibuat. Ini memungkinkan kita untuk membuat dan mengelola berbagai subdomain dengan lebih mudah dan hemat waktu.

Mau jadi Digital Marketer? Baca panduan lengkap Digital Marketing berikut.

Cara Kerja

  1. Permintaan DNS: Ketika seseorang mencoba mengakses sebuah domain yang memiliki catatan CNAME, permintaan DNS akan dikirim ke server DNS.
  2. Resolusi CNAME: Server DNS akan mencari catatan CNAME terkait untuk domain yang diminta. Jika ada catatan CNAME yang terkait, server DNS akan mengambil nilai atau target dari catatan CNAME tersebut.
  3. Pengalihan: Setelah mendapatkan nilai dari catatan CNAME, server DNS akan mengarahkan permintaan ke domain target yang ditentukan dalam catatan CNAME.
  4. Resolusi Akhir: Setelah sampai ke domain target, server DNS akan mencari catatan lainnya yang terkait dengan domain tersebut, seperti catatan A (alamat IP) atau catatan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan permintaan DNS.
  5. Pengiriman Data: Akhirnya, data yang diminta akan dikirim kembali ke pengguna yang melakukan permintaan awal, sehingga pengguna dapat mengakses konten atau layanan yang dimaksud melalui domain yang telah dialihkan menggunakan CNAME.

Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Menggunakan CNAME

  1. Kinerja: Penggunaan terlalu banyak CNAME atau pengalihan yang terlalu dalam dapat memperlambat waktu resolusi DNS dan mengurangi kinerja situs web atau aplikasi kita. Oleh karena itu, penting untuk membatasi penggunaan CNAME dan mengoptimalkan struktur DNS dengan bijak.
  2. Keamanan: Penggunaan CNAME untuk mengarahkan ke domain pihak ketiga dapat memperkenalkan kerentanan keamanan potensial. Pastikan untuk hanya menggunakan CNAME untuk mengarahkan ke domain yang terpercaya dan terkendali.
  3. Ketergantungan Layanan Eksternal: Jika kita mengandalkan layanan eksternal seperti layanan hosting email atau penyedia konten (CDN) melalui CNAME, kita akan menjadi tergantung pada ketersediaan dan kinerja layanan tersebut. Pastikan untuk memilih penyedia layanan yang handal dan memonitor kinerja mereka secara teratur.
  4. Perubahan Infrastruktur: Ketika melakukan perubahan pada infrastruktur hosting atau layanan, perubahan pada target CNAME akan diperlukan. Pastikan untuk merencanakan perubahan dengan cermat dan mengkomunikasikan perubahan kepada semua pihak yang terlibat untuk menghindari gangguan yang tidak diinginkan.
  5. Pemahaman DNS: Penting untuk memiliki pemahaman yang baik tentang bagaimana DNS bekerja dan bagaimana CNAME berinteraksi dengan catatan DNS lainnya. Hal ini akan membantu kita dalam mengelola dan memecahkan masalah yang mungkin timbul terkait dengan penggunaan CNAME.

Mau jadi UI-UX Designer? Cek panduan lengkap UI-UX Design berikut.

Cara Mengarahkan Domain Lain ke Domain Utama dengan CNAME

Cara Mengarahkan Domain Lain ke Domain Utama dengan CNAME:

  1. Masuk ke Panel Kontrol DNS: Langkah pertama adalah masuk ke panel kontrol DNS di penyedia layanan domain atau hosting kita. Panel kontrol ini biasanya dapat diakses melalui situs web penyedia layanan dengan menggunakan akun pengguna kita.
  2. Tambahkan Catatan CNAME Baru: Setelah masuk ke panel kontrol DNS, cari opsi untuk menambahkan catatan DNS baru. Pilih opsi untuk menambahkan catatan CNAME baru.
  3. Isi Detail Catatan CNAME: Pada layar pengaturan catatan CNAME, kita perlu mengisi detail catatan CNAME. Di bagian “Nama” atau “Alias”, masukkan subdomain atau domain lain yang ingin kita arahkan ke domain utama. Di bagian “Nilai” atau “Target”, masukkan nama domain utama atau target yang ingin kita arahkan.
  4. Simpan Perubahan: Setelah mengisi detail catatan CNAME, simpan perubahan yang telah kita buat. Ini akan menyimpan catatan CNAME baru dalam pengaturan DNS domain kita.
  5. Tunggu Pembaruan DNS: Setelah menyimpan perubahan, tunggu beberapa saat hingga pembaruan DNS diselesaikan. Proses ini dapat memakan waktu beberapa jam atau lebih tergantung pada kecepatan pembaruan DNS oleh penyedia layanan DNS.
  6. Verifikasi Pengalihan: Setelah pembaruan DNS selesai, verifikasi pengalihan dengan mengakses subdomain atau domain lain yang telah kita arahkan menggunakan CNAME. Pastikan bahwa pengalihan berfungsi seperti yang diharapkan dan mengarahkan pengguna ke domain utama yang ditentukan.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, kita dapat mengarahkan domain lain ke domain utama dengan menggunakan CNAME secara efektif. Pastikan untuk memeriksa panduan dan dukungan yang disediakan oleh penyedia layanan domain atau hosting kita jika ada pertanyaan atau masalah terkait dengan pengaturan CNAME.

Tertarik Jadi Software engineering? Baca panduan lengkap Software Engineering di sini.

Kesimpulan

CNAME, atau Canonical Name, adalah jenis catatan DNS yang digunakan untuk mengarahkan satu nama domain ke nama domain lainnya. Fungsinya adalah untuk membuat alias atau pengalihan domain tanpa perlu membuat catatan DNS baru untuk setiap subdomain. Meskipun sederhana, penggunaan CNAME perlu diperhatikan agar tidak memengaruhi performa dan keamanan situs web kita. Dengan pemahaman yang tepat, kita dapat memanfaatkan CNAME secara efektif untuk mengelola domain kita dengan lebih baik.

Mari terus belajar dan kembangkan skill di MySkill