5 Pendiri Startup di Indonesia dan Cerita yang Menginspirasi

Kita patut berbangga karena fakta mengatakan Indonesia saat ini telah memiliki lima startup yang sudah berstatus unicorn, lho. Bahkan satu di antaranya sudah ada yang menjadi decacorn, nih. Udah tahu kan startup apa itu Kesuksesan suatu perusahaan, umumnya diawali dengan rangkaian proses yang tidak sederhana.

Ketekunan, fokus, dan tekad serta prinsip untuk terus menjalankan visi, misi, dan tujuan perusahaan adalah kunci utamanya. Hingga akhirnya, saat ini para pendiri startup dapat menikmati hasil usaha dan kerja keras yang telah ditempuhnya.

Nah, berbicara mengenai hal ini, kalian KEPO ga sih terkait sosok founder atau pendiri startup yang populer di Indonesia ini? Buat kalian yang penasaran, baca tulisan ini sampai habis, ya!

1. Pendiri Startup Gojek, Nadiem Makarim

Nadiem Makarim menempuh pendidikan sarjana dan pascasarjana di Amerika Serikat. Beliau mengambil jurusan  hubungan internasional di Universitas Brown, Amerika Serikat dan meraih gelar Master of Business Administration di Harvard Business School.

Beliau mengawali karir pertama sebagai konsultan manajemen di McKinsey & Company. Kemudian setelah lulus pascasarjana, beliau bekerja sebagai managing editor di Zalora Indonesia. Namun, hanya berlangsung satu tahun saja, Nadiem keluar dari perusahaan tersebut. Ia akhirnya bekerja di Kartuku sebagai Chief Innovation Officer. Sayangnya, Nadiem juga tidak bertahan lama di perusahaan ini.

Setelah keluar dari Kartuku, Nadiem kemudian berinisiatif untuk mendirikan perusahaan sendiri. Diawali dengan keluh kesahnya melihat banyak pengendara ojek yang harus menunggu pelanggan di pangkalan ojek. Ia merasa bahwa pengendara ojek ini sebenarnya memiliki peluang untuk mendapatkan pelanggan yang lebih banyak. Nah, dari keresahan inilah cikal bakal perusahaan Gojek dibuat.

Mau jadi Digital Marketer? Baca panduan lengkap Digital Marketing berikut.

2. Founder Startup Tokopedia, William Tanuwijaya  

William Tanuwijaya lahir di Pematang Siantar, 11 November 1981. Ia bukanlah seseorang yang berasal dari keluarga yang sangat cukup. Meski demikian, ayahnya sangat memprioritaskan pendidikan untuk anaknya. Sehingga selepas William lulus SMA, ia melanjutkan pendidikannya di Jakarta, tepatnya di Universitas Bina Nusantara.

Semasa berkuliah, Wiliam sangat menyukai hal-hal yang berhubungan dengan internet. Ia bahkan bekerja di warnet untuk mencari tambahan uang karena ayahnya sedang sakit. Akibatnya karena menyukai dunia digital ini, ia berupaya untuk menciptakan perusahaan digitalnya sendiri. Hal ini termotivasi dengan perusahaan-perusahaan besar seperti Facebook dan Google.

William kemudian meminta bantuan temannya yaitu Leontinus Alpha Edison untuk membangun perusahaan. Perusahaan tersebut diberi nama Tokopedia. Perusahaan yang bergerak dalam jual beli online seperti yang kita kenal sekarang ini.

William menyadari susahnya membangun perusahaan ini dari nol. Semasa membangun perusahaan tersebut, ia berjuang dalam mencari investor. Membuat investor percaya dengan ide bisnisnya ini bukanlah sesuatu hal yang mudah. Namun, dengan tekad, konsistensi, dan jiwa pantang menyerah, William akhirnya mampu menemukan investor yang mendukung ide bisnisnya.

Setelah diluncurkannya Tokopedia pada tanggal 17 Agustus 2009, perusahaan ini mampu menggapai kesuksesannya sedikit demi sedikit.

Tertarik jadi Data Analyst? Baca panduan lengkap Data Analysis ini.

3. Pendiri Traveloka, Ferry Unardi

Ferry Unardi kelahiran Padang 16 Januari 1988. Ia pernah mengenyam pendidikan di Universitas Purdue di Amerika Serikat jurusan computer science. Lama di Amerika, Ferry Unardi bukan hanya menjadi sosok yang pintar tetapi juga pandai melihat peluang. 

Ferry Unardi pernah bekerja di Microsoft selama tiga tahun sebagai software engineer. Sayangnya, meski telah lama bekerja di perusahaan tersebut ia tidak merasa senang hati. Ia justru merasa sulit untuk mengembangkan diri.

Akibat kesuntukannya bekerja di perusahaan tersebut, ia memutuskan untuk liburan ke China. Selama liburan, Ferry memperoleh ide untuk membuat bisnis di industri travel. Akan tetapi, ide ini tidak terlalu ia serisukan.

Setelahnya ia memutuskan untuk lanjut S2 dengan mengambil jurusan bisnis di Universitas Harvard. Hanya berlangsung satu semester, Ferry memutuskan untuk keluar dari studinya dan menyeriuskan idenya tersebut. Kemudian bersama dua sahabatnya, Derianto Kusuma dan Albert Zhang terbentuklah Traveloka pada tahun 2012.

Tertarik Jadi Software engineering? Baca panduan lengkap Software Engineering di sini.

4. Pendiri Bukalapak, Achmad Zacky

https://www.youtube.com/watch?v=ncMwuCEMjK4

Achmad Zacky adalah pendiri Bukalapak. Beliau adalah CEO Bukalapak sejak awal berdiri hingga tahun 2019. Kemudian setelahnya posisi tersebut digantikan oleh Rachmat Kaimuddin.

Achmad Zacky adalah sosok yang sangat pintar. Prestasi tersebut ia tunjukkan tidak hanya semasa sekolah tetapi juga sampai perguruan tinggi. Institut Teknologi Bandung dengan jurusan teknik informatika adalah pilihannya saat itu.

Selama berkuliah, Achmad Zacky banyak mengikuti perlombaan dan seringkali memenangkannya. Ia juga merupakan wisudawan cumlaude. Tak hanya itu, selesai lulus Achmad Zacky mendapat beasiswa ke Oregon State University dari pemerintah Amerika Serikat.

Mimpinya mewujudkan Indonesia yang lebih baik ia wujudkan dengan membangun bisnis yang bisa menolong banyak orang. Melalui Bukalapak ia berupaya menolong UMKM di Indonesia. Meski awalnya, ia harus memperkenalkan bisnis internetnya ini secara mandiri ke pedagang-pedagang kecil.

Namun, seiring berjalannya waktu akhirnya ia berhasil membuat jaringan Bukalapak lebih luas, seperti yang kita rasakan sekarang ini.

Mau jadi Sales atau Business Development? Baca panduan lengkap Sales & Business Development berikut

5. Pendiri J&T Express, Jet Lee dan Tony Chen

Jet Lee dan Tony Chen adalah dua orang yang membangun  J&T Express. Mereka berdua adalah mantan eksekutif Oppo yang memberanikan diri untuk membangun perusahaan yang bergerak di bidang ekspedisi dan logistik. Keberanian tersebut tentu didasari dengan pemikiran yang logis.

Mereka berpendapat bahwa saat itu logistik di Indonesia masih tertinggal. Selain itu, pengiriman barang juga seringkali terlambat dan tidak sesuai jadwal. Berangkat dari asumsi ini, mereka akhirnya berupaya membangun ekosistem baru di bidang ekspedisi dan logistik.

Itulah beberapa sosok pendiri Startup di Indonesia. Semoga dapat menginsipirasi sobat MySkill yang membacanya. Jika kamu mengetahui sosok-sosok yang lainnya, jangan sungkan untuk share di kolom komentar, ya! 

Buat kamu yang ingin meningkatkan kualitas skill dan CV untuk menunjang karir, yuk join Myskill.id! Di sini, kami menyediakan berbagai pelatihan upskilling via e-learning dan bootcamp yang bisa kamu ikuti dengan berbagai praktisi dan cara yang menyenangkan.

Mari terus belajar dan kembangkan skill di MySkill