Dengan banyaknya kebutuhan penulis di berbagai medium, UX writer dan copywriter menjadi salah satu pekerjaan idaman bagi para penulis yang ingin berkarier di bidang start-up dan corporate. Antara UX writer dan copywriter, terkadang masih banyak yang bingung membedakan keduanya. Hal ini karena miripnya pekerjaan dari kedua profesi tersebut. Mari kita pahami perbedaan keduanya!
Mau jadi Digital Marketer? Baca panduan lengkap Digital Marketing berikut.
Daftar Isi
1. Fungsi Copy dari Masing-Masing Profesi
Copy adalah istilah untuk hasil tulisan UX writing dan copywriting. Namun, walaupun keduanya menggunakan istilah yang sama, fungsinya tentu berbeda. UX writing menggunakan copy untuk memandu dan memudahkan interaksi konsumen dengan produk yang dibuat. Tujuannya agar konsumen merasa nyaman menggunakan produk tersebut. Fungsi copy di sini bersifat komunikatif.
Sementara itu, copywriting menggunakan copy untuk mendorong konsumen agar melakukan suatu kegiatan. Dalam hal ini, perusahaan berusaha menarik konsumen dengan copy-nya agar mau membeli atau menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. Fungsi copy di sini bersifat persuasif.
Kira-kira sobat MySkill lebih mahir menulis yang sifatnya komunikatif atau persuasif?
Tertarik Jadi Software engineering? Baca panduan lengkap Software Engineering di sini.
2. Penggunaan Diksi yang Berbeda
Dalam penggunaan diksi, UX writing menggunakan diksi yang simpel dan tidak bertele-tele. Konsumen juga tidak perlu memikirkan hal-hal yang rumit saat membaca. Cara konsumen berkomunikasi sehari-hari menjadi acuan dalam menulis copy bagi UX writing.
Copywriter memiliki tanggung jawab untuk membuat copy yang dapat menarik perhatian konsumen. Oleh karena itu, copywriter umumnya menggunakan diksi yang unik dan kata-kata yang catchy agar konsumen tertarik menggunakan jasa atau produk yang diiklankan.
Baik UX writer maupun copywriter, keduanya membutuhkan kepekaan dalam memilih diksi yang tepat. Sobat MySkill lebih tertarik yang mana?
Mau jadi Product Manager? Baca panduan lengkap Product Manager berikut.
3. Medium Pendistribusian Copy
Hasil dari UX writing dan copywriting sama-sama memiliki sebuah medium untuk mencapai target konsumennya. Media copy UX writer, berada di aplikasi-aplikasi yang biasa kamu gunakan. Contohnya, berupa push notification, pop-up messages, error messages, success messages, info box, jumbotron, dan lain-lain.
Berbeda dengan UX writing, media copy copywriter berada di iklan penjualan barang dan jasa. Kamu dapat menemukan copy-nya di newsletter, billboard, flyer, brosur, Google Ads, dan iklan sejenis lainnya.
Dengan demikian, walaupun hasil penulisannya sama-sama berupa copy, fungsinya tetap berbeda. Namun, baik UX writer maupun copywriter, keduanya harus memiliki kemampuan yang sama. Keduanya wajib mahir menulis dan mengerti apa yang konsumen butuhkan.
Mau jadi Sales atau Business Development? Baca panduan lengkap Sales & Business Development berikut
Apakah kamu memiliki minat untuk meneruskan karier di bidang UX writer atau copywriter? Jika iya, kamu dapat belajar lebih banyak tentang copywriting dan UX writing di MySkill.id, melalui kelas-kelas yang tersedia. Hitung-hitung, untuk asah pengetahuan dan kemampuan sebelum terjun ke dunia kerja yang nyata.
Mari terus belajar dan kembangkan skill di MySkill
Dibuat oleh tim MySkill, startup pengembangan skill dan karir terbesar di Indonesia. MySkill juga mendapatkan penghargaan dari LinkedIn sebagai Top Startup Indonesia pada 2022 dan 2023. Beberapa sumber referensi tulisan di blog MySkill seperti: Kompas, IDN Times, Forbes, Indeed, Semrush, Hubspot, AIHR, Nielsen Norman Group, Xero, Atlassian, Canva, W3, Grammarly dan sebagainya.