7 UX Laws untuk Membantu Menyesuaikan Produk dengan Kebiasaan Pengguna

Jika kita bertujuan meningkatkan pengalaman pengguna (UX), penerapan berbagai UX Law atau hukum UX dapat menjadi kunci sukses. Hukum-hukum ini mencerminkan perilaku dan kecenderungan manusia, yang sangat relevan dalam proses desain produk. Dengan memahami prinsip-prinsip ini, desain produk dapat lebih baik mengakomodasi kebutuhan dan kebiasaan pengguna. Berikut adalah daftar 7 UX Law yang dapat membantu memandu desain produk:

1. Hukum Hick (Hick-Hyman Law)

Hukum ini menekankan pentingnya memberikan kebebasan memilih tanpa membuat pengguna kebingungan. Terlalu banyak pilihan dapat menghambat keputusan. Oleh karena itu, prinsip ini menyarankan untuk menghindari memberi terlalu banyak opsi dan mendesain sesuatu yang sederhana. Hukum ini juga dikenal sebagai Hick-Hyman Law atau prinsip KISS (Keep It Simple, Stupid).

2. Hukum Fitts

Hukum Fitts berkaitan dengan waktu yang diperlukan oleh pengguna untuk menggunakan suatu fitur. Prinsip ini menekankan pentingnya ukuran dan jarak antara elemen-elemen interaktif. Semakin besar target dan semakin dekat, semakin cepat pengguna dapat menavigasi dan menggunakan fitur tersebut. Desain yang memperhatikan hukum ini dapat meningkatkan efisiensi dan kenyamanan pengguna.

3. Hukum Jakob

Dikenal sebagai Jakob’s Law, hukum ini menggarisbawahi pentingnya menemukan keseimbangan antara inovasi dan familiaritas. Terkadang, desainer ingin menciptakan sesuatu yang baru dan unik, namun, terlalu banyak perubahan dapat membuat pengguna kebingungan. Prinsip ini menyarankan untuk mempertimbangkan tradisi dan membuat inovasi yang mudah dipahami oleh pengguna.

4. Hukum Miller

Hukum ini berhubungan dengan kapasitas memori manusia. George A. Miller menyatakan bahwa manusia cenderung hanya dapat memikirkan sekitar 7 hal pada satu waktu. Oleh karena itu, desainer sebaiknya mempresentasikan informasi dalam kelompok-kelompok yang terorganisir, memudahkan pengingatan dan pemahaman.

5. Prinsip Gestalt

Prinsip ini menekankan cara manusia mencari pola dan hubungan dalam elemen-elemen visual. Manusia cenderung melihat kesatuan dan bentuk yang berhubungan dalam suatu gambar atau tata letak. Desainer dapat menggunakan prinsip Gestalt untuk menciptakan tata letak yang mudah dipahami dan menarik perhatian pengguna.

6. Efek Zeigarnik

Efek ini menyoroti kecenderungan manusia untuk mengingat tugas yang belum selesai. Desainer dapat menggunakan prinsip ini untuk membantu pengguna mengingat dan menyelesaikan tugas dengan menyediakan indikator kemajuan, seperti progress bar. Hal ini tidak hanya memotivasi, tetapi juga meningkatkan retensi informasi.

7. Efek Von Restorff

Dikenal sebagai isolation effect, hukum ini menyatakan bahwa objek yang berbeda atau mencolok lebih mudah diingat daripada objek yang serupa. Desainer dapat memanfaatkan prinsip ini untuk menonjolkan elemen-elemen tertentu dalam desain mereka, memudahkan pengguna mengingat dan memahami informasi yang disajikan.

Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip di atas, desainer dapat menciptakan pengalaman pengguna yang lebih baik dan lebih sesuai dengan kebiasaan pengguna.

Mari terus belajar dan kembangkan skill di https://myskill.id/.

Tinggalkan Balasan