Pada era digital saat ini, banyak bermunculan layanan berbasis teknologi yang mudah untuk orang-orang gunakan. Salah satunya adalah layanan dari start-up. Di Indonesia terdapat puluhan hingga ratusan start-up yang tersebar di pelosok negeri. Lalu, apa saja fakta menarik dari start-up yang ada di Indonesia ini?
Banyak dari kalian mungkin yang sudah familier dengan perusahaan rintisan atau yang biasa disebut start-up. Start-up juga merujuk pada semua perusahaan yang belum lama beroperasi atau dalam fase pengembangan dan penelitian untuk menemukan pasar yang tepat.
Sekarang ini, penggunaan sebutan start-up lebih mengacu pada perusahaan layanan berbasis teknologi. Akibat pesatnya pertumbuhan teknologi, perusahaan-perusahaan yang baru lahir lebih mengandalkan atau berpaku pada fitur-fitur teknologi yang ada saat ini.
Berikut ini 4 fakta menarik start-up yang ada di Indonesia!
Mau jadi Digital Marketer? Baca panduan lengkap Digital Marketing berikut.
Daftar Isi
1. Negara ke-4 dengan Start-Up Terbanyak di Dunia
Indonesia masuk sebagai negara dengan jumlah start-up terbanyak di dunia. Saat ini, Indonesia menduduki posisi ke-4 dengan 771 ribu start-up. Posisi ke-1 ditempati oleh Amerika (4,8 juta), posisi ke-2 India (2 juta), posisi ke-3 Inggris (845 ribu), dan Brazil (584 ribu) di posisi ke-5.
Pada Maret 2016, jumlah pengusaha di Indonesia baru mencapai 1,65% dari total jumlah penduduk Indonesia. Maka dari itu, Indonesia harus berbenah untuk menciptakan populasi start-up lokal. Hal ini terlaksana agar target sebagai salah satu pusat industri digital dunia tercapai.
Tertarik jadi Data Analyst? Baca panduan lengkap Data Analysis ini.
2. 2015 Tahun Kebangkitan Start-Up di Indonesia
Start-up Indonesia mengalami pertumbuhan pesat di tahun 2015. Ada 20 start-up terpopuler yang berpengaruh pada saat itu. Perusahaan tersebut di antaranya adalah Berrykitchen, Bridestory, CekAja, HaloDiana, Go-Jek, IDNTimes, Kudo, Qraved, YesBoss, dan Fabelio.
Berkat berkembangnya teknologi digital dan dukungan pemerintah, iklim bisnis start-up lokal dapat terus tumbuh pesat. Hal ini juga seiring dengan ketersediaan modal, infrastruktur teknologi, hingga pasar yang siap membuka peluang tersebut. Oleh karena itu, Indonesia disebut memiliki potensi besar menjadi Silicon Valley versi Asia.
Tertarik Jadi Software engineering? Baca panduan lengkap Software Engineering di sini.
3. Hanya 10% Start-Up yang Berhasil Bertahan
Sekitar 90% usaha start-up gagal berkembang. Penyebabnya adalah kurangnya pengalaman bisnis, lemahnya komitmen mengembangkan bisnis, dan minimnya jaringan relasi.
Dampaknya, banyak start-up yang harus bubar di tengah jalan. Hal ini dapat terjadi karena founder tidak berhasil membentuk tim yang tepat, tidak memperhitungkan kompetisi, atau kurangnya minat dari konsumen.
Start-up di Indonesia, seperti GoJek, Traveloka, Tokopedia, BukaLapak, HijUp hingga KasKus mencatatkan namanya sebagai perusahaan yang bertahan dan berhasil sejajar dengan perusahaan konvensional yang telah berdiri puluhan tahun.
Mau jadi Product Manager? Baca panduan lengkap Product Manager berikut.
4. Perempuan dan Start-up
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki setidaknya satu orang wanita dalam timnya, cenderung memiliki kinerja 63% lebih baik dibandingkan tim yang semuanya berisi pria.
Beberapa start-up populer di Indonesia seperti GoJek, NulisBuku, HijUp, Qerja, dan Berry Kitchen adalah contoh perusahaan yang memiliki pemimpin perempuan di dalam timnya.
Itulah tadi 4 fakta menarik tentang start-up yang ada di Indonesia. Apakah kamu berminat untuk membangun start-up milikmu sendiri?
Nah, MySkill.id juga memiliki kelas pengetahuan mengenai start-up, nih! Di dalam kelas ini, kamu akan mendapatkan pelatihan dan informasi mengenai start-up yang pastinya akan cocok untukmu dalam mempersiapkan pembangunan start-up mu sendiri!
Mari terus belajar dan kembangkan skill di MySkill
Dibuat oleh tim MySkill, startup pengembangan skill dan karir terbesar di Indonesia. MySkill juga mendapatkan penghargaan dari LinkedIn sebagai Top Startup Indonesia pada 2022 dan 2023. Beberapa sumber referensi tulisan di blog MySkill seperti: Kompas, IDN Times, Forbes, Indeed, Semrush, Hubspot, AIHR, Nielsen Norman Group, Xero, Atlassian, Canva, W3, Grammarly dan sebagainya.