Going Concern dalam Akuntansi: Pengertian, Tujuan, Ciri-Ciri, Manfaat, dan Pengaruh pada Laporan Keuangan

Apa Itu Going Concern?

Going Concern adalah salah satu asumsi fundamental dalam akuntansi yang menyatakan bahwa sebuah entitas bisnis dianggap akan beroperasi dalam waktu yang tidak terbatas, tanpa adanya rencana atau keinginan untuk menghentikan operasi bisnis tersebut. Dengan kata lain, going concern menunjukkan keyakinan bahwa perusahaan akan terus beroperasi dalam jangka waktu yang dapat diprediksi, sehingga aset dan kewajiban dapat dinilai dan dilaporkan secara memadai.

Mau jadi Akuntan, Pajak atau Auditor? Baca panduan lengkap Akuntansi, Pajak dan Audit di sini.

Ciri-Ciri Asumsi Going Concern

Beberapa ciri-ciri yang menandai adanya asumsi going concern antara lain:

  1. Lanjutnya Operasi Bisnis: Perusahaan dianggap akan melanjutkan operasinya dalam jangka waktu yang dapat diprediksi.
  2. Tidak Ada Rencana Penutupan: Tidak ada rencana yang signifikan untuk menghentikan operasi bisnis atau menjual aset utama perusahaan.
  3. Kemampuan Mencapai Tujuan: Perusahaan diyakini memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan keuangan dan operasionalnya.
  4. Mampu Memenuhi Kewajiban: Perusahaan diyakini mampu memenuhi kewajiban keuangan dan komitmen lainnya.

Tanggung Jawab Auditor

Auditor memiliki tanggung jawab untuk menilai apakah asumsi going concern adalah relevan dan sesuai dengan keadaan perusahaan. Auditor harus memperhatikan informasi yang relevan, termasuk kondisi keuangan saat ini, proyeksi keuangan masa depan, dan rencana manajemen untuk mengatasi masalah atau ancaman yang ada. Jika auditor percaya bahwa perusahaan tidak dapat beroperasi sebagai going concern, hal ini harus diungkapkan dalam laporan audit, yang dapat memiliki konsekuensi serius bagi perusahaan dan para pemangku kepentingan.

Tertarik jadi Data Analyst? Baca panduan lengkap Data Analysis ini.

Pengaruh pada Laporan Keuangan

Asumsi going concern memiliki dampak yang signifikan pada penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Beberapa dampak utamanya termasuk:

  1. Penilaian Aset dan Kewajiban: Aset dan kewajiban diakui dalam laporan keuangan dengan asumsi bahwa perusahaan akan terus beroperasi dalam waktu yang tidak terbatas. Ini mempengaruhi penilaian dan pengakuan aset tetap, piutang, dan kewajiban jangka panjang.
  2. Pengungkapan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan: Jika terdapat keraguan tentang kemampuan perusahaan untuk melanjutkan operasi bisnis sebagai going concern, hal ini harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Pengungkapan tersebut memberikan informasi tambahan kepada para pemakai laporan keuangan tentang masalah yang mungkin mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melanjutkan operasinya.
  3. Penilaian Kelayakan Investasi: Asumsi going concern juga memengaruhi cara investor menilai kelayakan investasi dalam perusahaan. Investor cenderung lebih percaya diri untuk berinvestasi dalam perusahaan yang dianggap dapat beroperasi sebagai going concern dalam jangka waktu yang panjang.

Manfaat dari Asumsi Going Concern

Asumsi going concern memberikan manfaat penting bagi perusahaan dan para pemangku kepentingan, antara lain:

  1. Kepastian dan Stabilitas: Memberikan kepastian dan stabilitas bagi para pemangku kepentingan tentang kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka waktu yang panjang.
  2. Penilaian Investasi: Memungkinkan investor untuk menilai investasi dengan lebih baik, karena mereka dapat mengasumsikan bahwa perusahaan akan beroperasi dalam waktu yang cukup lama.
  3. Kelancaran Transaksi Bisnis: Memungkinkan perusahaan untuk melaksanakan transaksi bisnis, seperti pinjaman, sewa, dan kontrak lainnya, dengan keyakinan bahwa perusahaan akan beroperasi dalam jangka waktu yang memadai.

Mau jadi Product Manager? Baca panduan lengkap Product Manager berikut.

Dengan demikian, asumsi going concern memiliki peran yang sangat penting dalam akuntansi dan pelaporan keuangan, serta dalam pengambilan keputusan investasi. Perusahaan dan auditor harus mempertimbangkan dengan cermat apakah asumsi ini relevan dan sesuai dengan kondisi aktual perusahaan ketika menyusun laporan keuangan.

Mari terus belajar dan kembangkan skill di MySkill