3 Kesalahan Berkas Lamaran Kerja yang Membuatmu Ditolak HRD

Ketika para pencari kerja sudah memutuskan perusahaan mana yang akan mereka lamar, pastinya sudah mulai mempersiapkan banyak hal, termasuk berkas lamaran kerja. Untuk mencapai tahap wawancara pun mesti melewati seleksi berkas terlebih dahulu. Maka dari itu, dalam menyusunnya perlu keseriusan dan ketelitian.

Mengapa harus berhati-hati? Semua itu supaya kamu tidak melewatkan hal-hal kecil yang sebenarnya sangat HRD perhitungkan. Pasti kamu tidak mau kan, hanya karena faktor berkas lamaran kerjamu tidak baik, jadinya belum bisa lolos ke tahap berikutnya, deh, yakni wawancara kerja. Semoga kamu terhindar dari keadaan yang seperti itu, ya, sahabat MySkill.

Menyadari fakta bahwa kita berada pada era yang serba digital, banyak perusahaan yang beralih ke proses lamaran kerja online. Banyak sekali manfaat yang bisa kamu dan perusahaan itu sendiri dapatkan, seperti lebih efisien dan tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk cetak berkas serta membayar jasa pengiriman. 

Saat ini, para pelamar biasa menggunakan email sebagai perantara mengirimkan berkas. Eits, walaupun terlihat mudah, kamu tidak boleh meremehkannya, ya! Dan juga jangan mempersulit HRD saat mengecek berkas lamaran kamu. Lalu, apa saja kesalahan-kesalahan yang tidak disukai oleh HRD? Simak penjelasan berikut ini!

Mau jadi Digital Marketer? Baca panduan lengkap Digital Marketing berikut.

1. Melampirkan Berkas Lamaran Kerja Berukuran Besar

3 Kesalahan Berkas Lamaran Kerja yang Membuatmu Ditolak HRD
Perhatikan syarat ukuran maksimal berkas dari perusahaan

Mengirimkan berkas lamaran yang ukurannya terlalu besar tidak kami sarankan untuk kamu lakukan. Alasannya adalah dapat menyita waktu HRD saat mendownload berkas tersebut. Sekarang, kamu sudah mengetahui tujuan dari menjaga size berkas CV agar tetap ideal, yaitu mempercepat HRD ketika mengunduh. 

Selain itu, faktor yang menjadi pertimbangan adalah penyimpanan ruang yang terpakai terlalu besar. Tentunya bukan hanya kamu yang mendaftar pada perusahaan itu, ada banyak sekali pelamar yang mengajukan lamaran ke sana dengan membawa syarat dokumen tadi. Oleh karenanya, perusahaan menetapkan batas toleransi ukuran berkas lamaran kerja. Langkah yang perlu kamu ambil apabila sudah terlanjur menyiapkan berkas yang ukurannya terlalu besar ialah dengan cara melakukan kompresi ukuran file. Sudah banyak layanan online yang tersedia melalui internet untuk mengkompres file. Ketahui pula berapa batas maksimal ukuran file yang perusahaan impian kamu tetapkan.

Mau jadi HRD? Simak panduan lengkap Human Resource Development di sini.

2. Menyertakan Lampiran Berkas Lamaran Kerja Secara Terpisah

3 Kesalahan Berkas Lamaran Kerja yang Membuatmu Ditolak HRD
Sertakan berkasmu menjadi satu file

HRD lebih suka jika kamu menjadikan berkas-berkas lamaran ke dalam satu file karena dapat memudahkannya mengunduh berkas CV-mu dalam sekali waktu. Tidak perlu lagi melakukan proses pengunduhan satu per satu. 

Misalkan saja, perusahaan tempat kamu melamar mewajibkanmu untuk mengumpulkan 11 lampiran dan kamu malah mengumpulkannya satu per satu, hal itu justru mempersulit HRD dan ia menjadi tidak berselera untuk melihat berkasmu secara utuh, nih, sahabat MySkill. Itulah mengapa kamu wajib menjadikan berkas seperti CV, ijazah, surat lamaran, dan berkas penting lainnya dalam satu file.

Tertarik Jadi Software engineering? Baca panduan lengkap Software Engineering di sini.

3. Menggunakan Format Selain PDF

3 Kesalahan Berkas Lamaran Kerja yang Membuatmu Ditolak HRD
Format ini memudahkan HRD saat cek berkas

Pada umumnya, HRD lebih suka berkas lamaran kerjamu itu berbentuk PDF, bukannya dengan format rar, jpeg, dan word. Mengapa harus seperti itu, ya? Alasannya karena PDF adalah bentuk paling ideal yang hampir semua device bisa mengakses dan membukanya. Sedangkan file arsip seperti rar harus memiliki software pendukung supaya bisa membukanya.

Setelah sama-sama menyimak tiga kesalahan yang biasanya para pelamar lakukan saat proses pengumpulan berkas lamaran kerja, kami berharap sahabat MySkill yang sedang dalam tahap itu bisa lebih teliti lagi dan mempersiapkan semuanya dengan lebih baik. Lalu, apakah diantara kalian pernah melakukan kesalahan tersebut? Kalau ada, tulis di kolom komentar, ya! Supaya menjadi bahan pembelajaran.

Mau jadi Product Manager? Baca panduan lengkap Product Manager berikut.

Lebih lanjut, untuk mempersiapkan karir profesional kamu kedepannya, lebih baik kamu ikut kelas yang ada di MySkill.id, nih. Sebab, untuk memasuki dunia kerja yang profesional bukanlah hal yang mudah, jadi harus kamu persiapkan dari jauh-jauh hari. Kelas ini akan memberikan modul mengenai kebutuhan industri dan persiapan akademik, kesiapan soft-skill dan hard-skill, serta proses pencarian kerja dan seleksi umum. 

Mari terus belajar dan kembangkan skill di MySkill