Ini Gestur Tubuh Penyebab Gagal Interview Kerja

Gagal interview atau wawancara kerja adalah hal yang lumrah. Apalagi jika kamu belum memiliki pengalaman. Interview atau wawancara kerja merupakan salah satu tahapan tes sebelum akhirnya kamu resmi lolos menjadi karyawan baru. Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang mengalami kegagalan dalam interview kerja. Selain karena salah strategi dalam menjawab pertanyaan pewawancara, gestur tubuh juga dapat menjadi sumber penyebab gagal interview kerja karena ikut andil dalam penilaian wawancara.

Gestur tubuh adalah salah satu bentuk komunikasi non verbal dengan cara menggerakkan anggota badan. Umumnya gestur tubuh juga terkenal dengan sebutan bahasa tubuh. Gestur atau bahasa tubuh ini digunakan untuk mengkomunikasikan suatu hal secara tidak langsung.

Dalam interview kerja, terkadang kita tidak menyadari bahwa ada beberapa gestur tubuh yang mungkin menjadi penyebab gagalnya interview kerja. Untuk itu mari simak ulasan ala Myskill.id berikut ini, yuk!

1. Gestur Tubuh Saat Duduk Interview

Posisi duduk yang saat interview

Gestur tubuh yang pertama adalah posisi saat duduk. Posisi ini adalah yang paling penting dan utama saat wawancara kerja berlangsung. Sebaiknya hindari posisi duduk dengan bersender dan terlalu santai.

Pewawancara akan menganggap bahwa kamu tidak serius jika saat interview berlangsung dengan santainya kamu malah duduk dengan bersender. Gestur tubuh yang tepat saat interview berlangsung adalah duduk dengan tegap.

2. Gestur Tangan

Memperhatikan gestur tangan

Mungkin secara tidak sadar, ketika kamu berbicara, kamu banyak membuat gerakan tangan. Bagi beberapa orang, hal ini mungkin merupakan gerakan refleks. Namun ada baiknya kurangi gerakan tanganmu saat berbicara.

Selain itu, terkadang ada pula orang yang tidak sadar mengetuk-ngetukan jarinya di meja saat interview kerja berlangsung. Wah, jangan sampai kamu melakukan hal ini yah. Ini tentu kurang etis dilakukan saat wawancara. Sebaiknya posisikan tangan di pahamu sendiri saat duduk dengan tegap.

3. Menyilangkan Kaki dapat Menjadi Penyebab Gagal Interview

perhatikan gestur tubuhmu agar tidak gagal saat interview
Posisi kaki saat interview

Gestur tubuh berikutnya yang dapat berakibat fatal saat interview kerja adalah posisi kaki. Beberapa orang mungkin lebih nyaman duduk dengan cara menyilangkan kakinya. Terutama bagi kaum wanita. Tapi, perlu digaris bawahi, jangan lakukan gestur ini saat interview kerja berlangsung.

Baiknya posisikan kakimu tegak rapat saat duduk. Bagi laki-laki wajib hindari posisi duduk dengan kaki mengangkang. Mungkin bagi wanita yang menggunakan rok, bisa memposisikan kakinya tegak agak serong.

4. Ekspresi Wajah dapat Menjadi Penyebab Gagal Interview

Penyebab gagal interview
Ekspresi wajah seseorang

Terakhir, bukan termasuk gestur tubuh, melainkan ekspresi wajah. Yup, ekspresi wajah juga termasuk dalam bahasa nonverbal. Ekspresi wajah dapat menunjukkan suasana hati seseorang.

Tentu ini penting, pewawancara akan melihat dari ekspresimu apakah kamu memang seseorang yang layak untuk menempati posisi karyawan baru. Pewawancara akan melihat bagaimana ekspresimu saat menjawab pertanyaan yang diberikan. Sebaiknya, selama wawancara jangan lupa untuk mengulas senyum yah.

Itulah beberapa gestur tubuh penyebab gagal interview kerja. Mungkin gestur tubuh di atas terdengar sepele, tapi nyatanya banyak yang lupa bahkan tak sadar malah melakukan gestur-gestur tersebut saat interview. Tentu kamu tidak mau bukan gagal interview hanya karena salah gestur? Jadi, sebaiknya banyak-banyaklah berlatih di depan cermin ya!

Semoga artikel penyebab gagal interview ini bermanfaat. Jika kamu memiliki pendapat lain mengenai gestur tubuh yang wajib dihindari saat interview kerja, jangan malu untuk berkomentar di bawah ini yah. Good luck!

Baca Juga: Hal Sepele Penyebab Gagal Interview Kerja

Buat kamu yang ingin meningkatkan kualitas skill dan CV untuk menunjang karir, yuk join Myskill.id! Di sini, kami menyediakan berbagai pelatihan upskilling via e-learning dan bootcamp yang bisa kamu ikuti dengan berbagai praktisi dan cara yang menyenangkan.

Editor: Silvilla Sani