5 Rekomendasi Buku Saham buat Kamu yang Baru Mulai Belajar

Beberapa tahun terakhir, di toko buku, banyak terpampang buku-buku tentang saham. Mungkin, ini sejalan dengan kenaikan jumlah investor pasar modal Indonesia yang meningkat dalam 2 tahun terakhir. Menurut Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), pada akhir Desember 2021, jumlah investor pasar modal meningkat sebanyak 5 persen ke angka 7,45 juta.

Sekalipun bersaing dengan mata uang kripto dan segala produk blockchain, pasar modal seakan tak pernah kehilangan peminat. Berjuta-juta orang tidak hanya mengharapkan imbal hasil, tetapi juga financial freedom.

Apakah kamu juga salah satunya? Kalau iya, kamu wajib baca artikel ini karena MySkill akan membahas beberapa rekomendasi bacaan yang dapat membimbingmu menjelajahi hutan pasar saham. Ada apa saja, ya? Yuk, kita cek satu per satu!

1. Bandarmology vs. Teknikal oleh William Hartanto, Buku tentang Bandarmologi pada Trading Saham

5 Rekomendasi Buku Saham buat Kamu yang Baru Mulai Belajar
Bandarmologi membahas tentang analisis menggunakan pendekatan jumlah uang besar yang membeli suatu saham

Daftar ini kita awali dengan buku yang ramah pemula. Ya, Bandarmology vs. Teknikal membahas bandarmologi dalam saham dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh setiap kalangan pembaca.

Buat kamu yang belum tahu, Bandarmologi adalah bagian dari strategi analisis saham yang menekankan pada pentingnya mengikuti uang besar ketika uang tersebut masuk ke salah satu emiten (nama lain perusahaan di dalam pasar modal).

Bagian awal hingga 60 persen buku ini akan menjelaskan secara singkat tentang analisis teknikal, seperti cara menggunakan diagram lilin hingga pola-pola pergerakan harga. Bagian intinya justru terletak pada sepertiga bagian terakhir buku ini.

Di situ, kamu akan melihat pembahasan tentang bandarmologi, mulai dari definisi, konsep umum, hingga penerapannya ke suatu emiten. Tidak hanya itu, juga terdapat uraian tentang perbandingan serta mana yang lebih menguntungkan antara bandarmologi dan analisis teknikal.

Tertarik Jadi Software engineering? Baca panduan lengkap Software Engineering di sini.

a. Kelebihan

Kelebihan buku karya William Hartanto ini terletak pada keringkasan dalam hal penyajian informasinya. Bahasa yang digunakan pun cukup ramah pembaca. Selain itu, karena bahasan soal bandarmologi masih sedikit, kamu bisa memperoleh informasi yang berguna tentang topik tersebut dari bacaan tersebut.

b. Kekurangan

Keterbatasan jumlah halaman menjadi kekurangan Bandarmology vs. Teknikal. Oleh sebab itu, kalau kamu ingin mendapat informasi yang mendalam, sebaiknya tetap cari buku pegangan lain sebagai pelengkap.

Overall, Bandarmology vs. Teknikal karya William Hartanto sangat cocok dalam memperkenalkan publik terhadap bandarmologi. Beberapa informasi singkat terkait analisis teknikal di dalamnya pun cocok menjadi “rumus cepat”.

2. The Candlestick Course oleh Steve Nison, Buku Saham yang Membantumu Memahami Makna Diagram Sejuta Trader

5 Rekomendasi Buku Saham buat Kamu yang Baru Mulai Belajar
Buku saham karya Steve Nison ini membahas tentang diagram lilin (Gambar: Dokumentasi pribadi)

Sekarang, waktunya masuk ke bagian yang lebih spesifik. The Candlestick Course karya Steve Nison membahas tools atau alat yang paling berguna dalam menganalisis saham, terutama untuk kamu yang berniat trading. Alat tersebut adalah diagram lilin atau candlestick chart.

Sebagai informasi, kegunaan diagram lilin ini hampir mirip dengan diagram garis (line chart) yang sering kamu liat pada pergerakan saham. Bedanya, diagram lilin memuat lebih banyak informasi, seperti harga pembukaan, penutupan, tertinggi, dan terendah dalam satu periode.

Singkatnya, The Candlestick Course akan menjelaskan keseluruhan informasi tentang diagram lilin. Topiknya meliputi sejarah, alasan mengapa kita lebih butuh chart ini daripada line chart, bagian-bagian diagram, hingga pola-pola lilin yang sering muncul pada pergerakan saham beserta artinya.

Mau jadi Product Manager? Baca panduan lengkap Product Manager berikut.

a. Kelebihan

Karya tersebut menyuguhkan pemahaman yang luar biasa tentang candlestick chart. Sang penulis, Steve Nison, memberikan penjelasan secara bertahap dengan asumsi bahwa pembaca belum paham sama sekali tentang diagram lilin. Hal inilah yang menjadi kelebihan The Candlestick Course.

Selain itu, juga terdapat sedikit sekali “cara cepat” dalam menganalisis pergerakan saham. Steve Nison lebih memilih menjelaskan panjang lebar dan menggunakan analogi tertentu, seperti analogi peperangan antara pihak yang ingin menjual saham dan yang ingin membelinya. Meskipun harus membaca lebih panjang, pemahaman yang kita dapat akan lebih baik.

b. Kekurangan

Beralih ke kekurangannya. Terkadang, penulis memasukkan beberapa istilah tentang saham (bukan tentang candlestick, semua penjelasannya tentang diagram tersebut di sini lengkap) yang lumayan advanced untuk para pemula.

Penjelasan tentang istilah tersebut pun sedikit sekali sehingga butuh sumber lain untuk mengerti apa maksudnya. Walaupun begitu, dengan googling, kamu bisa menemukan artinya, kok.

Kesimpulannya, The Candlestick Course karya Steve Nison cocok untuk yang ingin memahami luar-dalam seputar diagram lilin dan tidak sedang buru-buru. Sebaliknya, kalau kamu lebih suka bacaan pendek yang langsung menyebutkan inti-intinya saja, buku ini kurang mampu memenuhi ekspektasimu tersebut.

3. Buku Saham The Intelligent Investor oleh Benjamin Graham, Pola Pikir dan Metode sang Bapak Value Investing

5 Rekomendasi Buku Saham buat Kamu yang Baru Mulai Belajar
Buku karya Benjamin Graham yang membahas tentang konsep value investing (Gambar: Dokumentasi pribadi)

Kalau berbicara soal buku yang punya pengaruh besar—sampai-sampai isinya menjadi sebuah strategi investasi saham, maka buku inilah jawabannya. Saking berbobotnya, investor saham sekelas Warren Buffet pun tidak ragu untuk merekomendasikannya, lo!

The Intelligent Investor berisi apa saja tentang strategi investasi saham value investing. Materi-materinya dihubungkan dengan kondisi nyata di pasar saham Amerika Serikat sehingga pembaca bisa melihat langsung keterkaitannya.

Buku ini juga menunjukkan pandangan Benjamin Graham terhadap berbagai hal, seperti investor defensif, investor agresif, suara-suara berisik di pasar saham, hingga investasi dan spekulasi.

Mau jadi Digital Marketer? Baca panduan lengkap Digital Marketing berikut.

Secara umum, topik The Intelligent Investor meliputi

  • perbandingan mana yang lebih baik antara investasi dan spekulasi;
  • tipe-tipe investor beserta saham yang cocok untuk mereka;
  • cara mengatur portofolio;
  • margin pengaman dan peranannya dalam investasi saham;
  • kebijakan dividen; serta
  • contoh fenomena di pasar modal dan pandangan Benjamin Graham terhadapnya.
a. Kelebihan

Tidak heran jika seorang Warren Buffet saja sampai mereferensikan buku ini. Sebab, setiap halamannya sangat padat informasi. Pandangan sang penulis pun dikemas dengan logika yang benar-benar kuat dan dengan kalimat yang tidak ragu untuk terlihat berat. 

Sekalipun berisi rumusan pandangan dari penulisnya, The Intelligent Investor tidak seperti kebanyakan buku self-help yang hanya menggunakan logika dan penalaran sederhana. Buku-buku seperti itu sekadar easy-to-read, tanpa membentuk argumen yang kuat. Lagi pula, The Intelligent Investor ini memang bukan buku self-help.

Benjamin Graham juga banyak membuat analogi dan nasihat di setiap halaman. Beberapa analoginya menjadi terkenal dan benar-benar membuat kita berpikir sejenak sambil berkata, “Wah, bener juga! Kenapa gak kepikiran, ya?”

Nasihatnya pun cenderung tidak umum: kadang berlawanan dari apa yang kita percaya dan benar-benar out of the box. Sebagai contoh, buku saham ini malah menyuruhmu untuk lebih baik berinvestasi di obligasi ketimbang surat kepemilikan perusahaan.

b. Kekurangan

Melihat kepadatannya, tentu kamu sudah tahu kekurangan buku ini. Yap, The Intelligent Investor masih terlalu berat untuk pemula. Di dalamnya, ada banyak istilah yang membuatmu harus bolak-balik membuka Google. Penjelasan dari Google pun cenderung panjang karena memang membahas bagian ekonomi yang kompleks.

Selain itu, Benjamin Graham lebih banyak membuat contoh berdasarkan fenomena di pasar modal Amerika Serikat. Tentu, ini membingungkan bagi pembaca yang tinggal di belahan dunia lain.

Kekurangan lain, cetakan pertama buku ini terbit pada tahun 1973. Itu artinya beberapa hal yang menjadi bahasan di dalamnya sudah tidak se-up-to-date buku ciptaan penulis lain di era sekarang. Meskipun begitu, esensi yang Benjamin Graham tawarkan mungkin akan tetap relevan dengan sejumlah kondisi.

Bisa kita simpulkan, supaya bisa menikmati The Intelligent Investor, kamu perlu sedikit pengalaman, paham tentang iklim investasi di Amerika Serikat, dan memiliki pengetahuan dasar tentang saham. Jadi, kurang cocok kalau kamu mulai belajar saham lewat buku ini.

4. The Interpretation of Financial Statement oleh Benjamin Graham, Buku Saham tentang Makna pada Komponen Laporan Keuangan

5 Rekomendasi Buku Saham buat Kamu yang Baru Mulai Belajar
Benjamin Graham mencoba menjelaskan isi dari laporan keuangan pada buku ini (Gambar: Dokumentasi pribadi)

Analisis fundamental sangat bergantung pada laporan keuangan, apalagi value investing. Strategi investasi saham ini memang terkenal condong melihat data historis perusahaan daripada data masa depan yang belum tentu. Di situlah buku karya Benjamin Graham ini bisa menjadi referensi.

Terdiri atas 3 bagian dan total 34 bab, bagian pertama dari The Interpretation of Financial Statement terdiri atas ke-34 bab tersebut yang masing-masing menjelaskan 1 komponen laporan keuangan, seperti aset lancar, penyusutan, inventori, kas, dan piutang.

Selain itu, buku ini juga membahas apa saja yang dapat diturunkan dari sebuah laporan keuangan. Ini meliputi nilai buku, nilai lukuidasi, rasio lancar, hingga kemampuan menghasilkan laba.

Selanjutnya, bagian kedua membahas penerapan komponen-komponen tersebut dengan studi kasus pada suatu perusahaan. Bagian ketiga mengakhiri keseluruhan materi buku saham ini dengan menjelaskan istilah-istilah keuangan yang umum.

a. Kekurangan

Sekilas, untuk sesuatu yang membahas hal berat seperti saham, The Interpretation of Financial Statement cenderung tipis. Bab-babnya pun hanya terdiri atas 2–3 halaman.

Ini jugalah yang membuat tidak cukup banyak ruang bagi seorang Benjamin Graham untuk melakukan interpretasi lebih mendalam. Beberapa bab bahkan hanya menyajikan definisi dan contoh dari topik bahasannya.

b. Kelebihan

Walaupun ringkas, keseluruhan bahasannya setidaknya dapat membantumu mengerti apa yang membedakan antara komponen satu dengan komponen lainnya.

Bagian kedua buku saham ini pun gak kalah berguna. Menyajikan seputar studi kasus analisis laporan keuangan sebuah perusahaan, kamu akan melihat bagaimana proses Benjamin Graham memilah saham apa yang akan ia beli dengan memaknai laporan keuangan tersebut.

Overall, The Interpretation of Financial Statement sangat cocok untuk kamu yang masih belum punya gambaran sama sekali tentang laporan keuangan. Namun, kalau kamu sudah punya pengetahuan yang cukup tentang laporan keuangan, buku ini mungkin kurang cocok untukmu.

5. Investment Valuation: Tools and Techniques for Determining the Value of Any Asset oleh Aswath Damodaran, Buku Saham tentang Analisis Ekuitas Menyeluruh

5 Rekomendasi Buku Saham buat Kamu yang Baru Mulai Belajar
Seperti khasnya buku anak kuliahan, bahasan dalam buku karya Aswath Damodaran ini penuh dengan materi kompleks, tapi menyeluruh (Gambar: Dokumentasi pribadi)

Terakhir, ada buku yang menjadi pegangan anak kuliahan. Untuk yang ingin lomba equity research yang berfokus meriset seberapa bagus saham suatu perusahaan untuk masyarakat investasikan, Investment Valuation bisa menjadi pedoman yang lengkap.

Topik pada buku karya Aswath Damodaran ini beragam dan sangat holistik, mulai dari definisi valuasi perusahaan, pendekatannya, cara memaknai laporan keuangan, menghitung pendapatan, hingga analisis risiko.

Dalam buku ini, tersaji pula banyak grafik, diagram, dan rumus matematis untuk menghitung valuasi. Rumus tersebutlah yang membuat persepsi orang terhadap bahasannya menjadi serupa satu sama lain.

a. Kelebihan

Kelebihan Investment Valuation ada pada bahasannya. Buku karya Aswath Damodaran ini sendiri sudah cukup menjadi acuan jika kamu ingin menjadi investor profesional atau bekerja di perusahaan sektor serupa.

Hal ini karena di dalamnya, banyak kalimat baku, istilah, hingga rumus yang akan menjadi pedomanmu dalam berinvestasi. Alasan itulah yang membuat Investment Valuation sering menjadi buku acuan di banyak universitas.

b. Kekurangan

Kelemahan buku ini terletak pada kompleksitasnya. Banyak istilah yang cukup advanced, bahkan untuk mereka yang secara formal pernah belajar Ekonomi sekalipun.

Belum lagi, Aswath Damodaran memberikan rumus yang tidak sedikit sehingga menambah keruwetan ketika membacanya.

Sebagai kesimpulan, Investment Valuation cocok untuk anak kuliahan serta orang yang ingin berkarier di industri keuangan dan manajemen investasi. Bukan hanya itu, buku ini juga cocok untuk mereka yang punya fondasi kuat di bidang investasi dan penilaian valuasi suatu perusahaan serta berharap ingin “naik level”.

Wah, tidak terasa sudah sampai di penghujung list rekomendasi buku saham, ya. Jangan lupa, selain dari buku-buku di atas, MySkill juga menyediakan bootcamp yang bertema serupa, lo, yaitu tentang Financial Analysis. Penasaran? Cek sekarang juga di myskill.id!

Mari terus belajar dan kembangkan skill di MySkill